Hillary dan SBY (Dok Metro) Saya sejak awal telah menduga bahwa ketidak hadiran SBY ke Teheran untuk memenuhi undangan resmi Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pasti menyimpan misteri. Meskipun wakil presiden Budiono dan menteri luar negri Marty Natalegawa ditugaskan untuk menhadiri KTT Gerakan Non Blok yang sudah berlalu beberapa hari yang lalu. Tanggal 4 Agutus Kemarin, Menteri luar negri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Luar Negri Marty Natalegawa dan Sekjen Asean Surin Pitsuwan. Ada missi yang tersembunyi antara kedua orang ini yang beda level ini. Biasanya Menteri Luar Negeri suatu negara akan disambut oleh konterpart atau pejabat setingkat dari negara tamu ,tapi kali ini ada silang peringkat dalam hal menyambut orang di bawah Presiden ini .  Suatu perbandingan adalah ketika  Wakil Presiden Iran berkunjung ke Indonesia untuk mengundang beliau maka yang menemui hanya konterpartnya yakni Wakil Presiden Budiono ansich , namun ketika Menteri Luar Negeri Amerika berkunjung ke Indonesia maka dua orang sekaligus menemuinya : yang satu orang konterpart Hillary, Marty Natalegawa dan satu lagi atasan Menteri Luar Negeri Indonesia, Susilo Bambang yudhoyono. Inilah jawaban kenapa SBY memilih untuk "memarahi"  anak SD yang mengantuk di Taman Mini pada tanggal di mana GNB Iran diadakan dari pada "memarahi" anggota KTT Non Blok Iran. Seharusnya bersikap bersikap Gentleman sebagai seorang pemimpin, Ban Kii Moon dan Presiden Mursi tetap hadiri KTT tersebut walaupun dalam pidatonya tetap berseberangan dengan Iran, karna itu menunjukkan kredibiltasnya seorang pemimpin. Dua orang pemimpin tersebut memilih memarahi Anggota KTT dari pada memarahi anak-anak sekolah dasar, tugas mana bisa didelegasikan kepada bawahannya. Dan satu lagi jawaban yang boleh jadi menjawab misteri ini adalah : AS "menjanjikan " kepemimpinan Indonesia di APEC , Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik yang didirikan pada tahun 1989  beranggotakan 21 negara Asia Pasifik tersebut. Narasi Oleh :Nurkholis Ghufron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H