Istilah mendadak telah menghipnotis saya sehingga 'tease' atau godaan untuk menyisipkan seringkali singgah ketika mengetik artikel apalagi di suatu pagi yang dingin ada suatu telpon dari Hp saya merk Cross, Â dari suaranya jelas-jelas ia adalah seorang perempuan.
"Pak nomor kursinya berapa?"Tanya perempuan itu.
"Kursi apa?" Tanya saya gak faham, Â maklum di pagi hari memory masih blank.
"Ya Kursi pak! maksudnya porsi hajinya nomor berapa?" Perempuan tadi menjelaskan maksud Kursi.
" Oh itu...ya saya chek sebentar di dokumen." Jawab saya.
"Tapi jangan dimatikan ya telponnya.." Perempuan itu meminta.
"Ok.." Jawab saya sambil berlari mengambil berkas-berkas haji yang sudah lusuh banget karna sangat lama berada di rak dokumen,setelah itu saya bacakan kepada perempuan itu" Nomor porsinya sekian sekian sekian."
"Pak anda masuk maju ke tahun 2012 tolong dilunasi dan mengurus segala persyaratan dan melakukan manasik maraton..waktu bapak kurang dari satu bulan dan waktu nglunasi hanya satu minggu pak." Perempuan yang tidak saya kenal tadi memberikan arahan singkat.
"Wah ini mendadak ditelpon, mendadak disuruh nglunasi,mendadak manasik dan mendadak haji jangan-jangan mendadak nikah lagi ...!!" batin saya bergumam ala mendadak.
Moga-moga dengan doa seluruh Kompasianes, haji yang mendadak maju ini berjalan dengan khidmat,khusuk, barokah dan mabrur.
Narasi oleh