Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Israel: Negara Kuat Namun Selalu Ejakulasi Dini, Loyo Sebelum Ejakulasi atau Kehabisan Momen

23 November 2012   01:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:48 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perang melawan Hizbullah, Israel dipaksa untuk mengakhiri perang setelah "libido" perangnya Israel tiba tiba loyo atau impoten  sebelum ejakulasi karna Hizbullah mampu bertahan lebih lama walaupun sebelum serangan dimulai berjibun analisa militer dari opsi A sampai Z telah diletakkan di atas meja yang menjagokan Israel. Tidak lama setelah itu , Israel melakukan gempuran yang hebat terhadap bumi Gaza dengan partisipasai seluruh lini angkatan militer terbaik-nya namun setelah perang berjalan 22 hari perang belum menemukan tanda-tanda yang memuaskan dari segi ilmu peperangan maka hal yang sama pun terjadi lagi. Hari-hari inipun kita menyaksikan hal yang hampir sama dengan thesis di atas, di mana Iron Dome yang menguras kocek Israel sebesar kurang lebih 290 Miliar Rupiah belum termasuk setiap rudal intercepnya yang mencapai harga 290 juta sampai 481 juta menggasak rudal Qassam yang ongkos produksinya hanya mencapai 7.7 juta per unit. Bayangkan  , jika Iron Dome merenspon 600 rudal Qassam meski berhasil  dihancurkan , tetap saja Israel yang akan tergerus secara finansial karna Israel harus mengeluarkan biaya sekitar 173.5 Miliar sampai 290 Miliar atau sama dengan harga Iron Dome itu sendiri . Dalam titik ini, Israel sedang menikmati buah simalakama, diluncurkan rugi tidak diluncurkan juga rugi, sedangkan di fihak Hamas juga menikmati buah kebalikan dari simalakama, ditembak jatuh ok tidak ditembak juga ok. Itulah mengapa di perang 8 hari kemarin, Israel mengalami tekanan psikologis yang cukup kuat dibandingkan dengan perang 22 hari beberapa tahun yang lalu karana informasi yang berhasil disadap, Hamas mampu menggenjot produksi Qassam sampai 100 roket permalam dan yang membikin malu Israel adalah salah satu bahan bakunya pupuk dari Israel yang nota bene  musuh bebuyutannya dan kalau saja perang ini terus berjalan dan ribuan Qassam dihadang oleh Iron Dome maka setiap seribu Qassam akan menggerus finansial Israel sebesar kurang lebih 290-481 Miliar hanya untuk kepentingan rudal intersep saja.

Ada hal menarik yang perlu digaris bawahi, kekuatan militer Israel telah membuktikan mampu tampil superior atas rivalnya koalisi seluruh negara Arab. Namun pada saat yang sama, superioritasnya terlihat mandul menghadapi faksi militan kecil yang tidak akan sebanding dengan Israel. Berkali kali nafsu untuk menghabisi Hamas dan Hizbullah tak tercapai karana waktu "tanding" yang telah habis. Ibarat pertandingan tinju ketika kesempatan untuk memukul kepala sang lawan tiba, bunyi "teng" bel waktu yang menandakan durasi telah habis dan harus jeda untuk ronde berikutnya. Yup kali ini, Israel kehilangan momen untuk memenangkan berbagai pertempuran yang diatas kertas seharusnya menang.

Saya selalu teringat firman Allah ketika menggambarkan kemenangan David atas Goliat dengan firman Nya:

Berapa banyak kekuatan kecil sanggup mengalahkan kekuatan besar dengan izin Nya ( Al Quran)

Apapun dalih Pro Israel bahwa Israel menang melawan Hamas bagi saya kemenangan raksasa militer ini semu semata karna jika dilihat dari keraksasaannya , si kecil masih mampu membuat perlawanan yang membuat tidur sang raksasa  tidak nyenyak sepanjang malam. Apatah arti kemenangan jika nanti malam fikiran raksasa berkecamuk dan melewati malam pendek seakan seabad lamanya.

Nurkholis ghufron

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun