Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iedul Fitri di Amerika...Habis Sholat Masuk Kerja

14 Agustus 2012   16:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun 2008 saya mengamati masalah Iedul fitri di Amerika ini. Kadang kala saya menelpon kakak saya yang kebetulan bekerja di sana. Meski kakak saya selama di Indonesia tidak terlalu relijius namun 'iman' nya justru mengalami perbaikan ketika hijrah ke negri yang mana Islam menjadi minoritas. Nampaknya interaksi antar pekerja muslim dan kesulitan  yang harus dialami ketika jauh dari keluarga menjadikannya sadar akan makna spiritualitas.

Yang menjadikan saya kagum adalah ketika di Indonesia dengan rentang waktu puasa yang hanya sekitar 14 jam sampai lima belas jam beliau sering bolong bolong alia 'mokel' dalam bahasa jawa (maaf bukan sara), namun ketika saya mengkonfirmasi berapa lama Muslim Amerika menjalani puasa ,maka jawabannya adalah 19 jam!. terpaut sekitar  4-5 jam dengan Indonesia. Saya tanya apa kuat puasa? . beliau jawab

" Alhamdulillah."

Sungguh ini menunjukkan keadilan Tuhan.Tuhan tidak akan membebani hambaNya melebihi kekuatan makhluq Nya.Walaupun menjadi Kuli di negri orang dengan lama puasa yang lebih dari 15 jam perhari ,kenyataannya adalah tidak menghentikan aktivitas seberat itu. Tidaklah  berlebihan jika Hakeem Olajuwon selalu mempertahankan puasanya walaupun dalam laga tersengit sekalipun karna dia mempunyai keyakinan bahwa Ramadhan adalah anugrah luar biasa bagi Muslim danRamadhan bukanlah bulan untuk memandulkan aktivitas,  sayang untuk ditinggalkan hanya karna mengejar prestasi dunia. Bagi penonton di lapangan basket ketika Hakeem berlaga dengan cantik dan menawannya sama sekali tidak menyadari bahwa dia mengalahkan seluruh pemain lawan dengan tetap mempertahankan makan dan minum selama 19 jam!.

Ketika ritual puasa Ramadhanitu selesei,maka berbondong bondonglah jutaan Muslim Amerika ke tempat tempat di mana sholat Ied dijadwalkan untuk dilaksanakan. Wajah wajah kulit hitam berbaur dengan kulit putih tanpa canggung. Terlihat dengan jelas imigran dari negara negara Muslim yang sedang berkembang seperti Srilangka, Pakistan , India , Indonesia dan masih banyak lagi memenuhi  ruangan tertutp dan terbuka yang telah disiapkan untuk pelaksanaan sholat Ied ini.

Apa yang menjadi perbedaan non fisik dari pergerakan pergerakan ke arah pelaksanaan ibadah di Amerika dan di Indonesia  adalah militansinya yang bisa mengalahkan militansi pemeluk islam di mayoritas negara berpenduduk Muslim. Bayangkan  saja, dengan perayaan yang begitu sakral setelah sebulan penuh berpuasa yang melebihi waktu di negara negara tropis mereka tidak memprotes negara Adidaya tersebut atas pemberlakuan hari masuk kerja. Betapa kuatnya mental mereka! betapa militannya mereka! Muslim sekarang menjadi minoritas ke dua bro !! benar...Muslim telah menyalip Yahudi  dalam jumlah pemeluknya. Muslim Amerika telah setara dalam prosentase dengan Katolik Indonesia bahkan lebih yakni 3 - 5 prosen dari total penduduk Amerika. Namun manakah yang lebih baik perlakuannya terhadap minoritas...Indonesia yang kerap disebut pelanggar Ham atau Amerika yang disebut "Dewa Ham".

Kabarnya mereka harus berpacu dengan waktu ketika habis menunaikan sholat Iedul fitri.Yang saya tidak habis fikir adalah..kalau tempat sholat Ied itu dekat dengan tempat kerja tak masalah tapi di sana bahkan harus menempuh perjalanan 2 jam ke tempat sholat Ied bandingkan dengan kita yang hanya 1-5 menitan sudah sampai. Betapa militannya Muslim di Amerika!. Muhammad Ali ketika pensiun dan menderita Parkinson Syndrome mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan simpati dandia hanya ingin menerima kehendak Allah. Pada kenyataannya, dia berkata tidak ada idola dalam Islam dan itu mungkin karena dia telah dijadikan idola oleh berjuta-juta orang, Allah merendahkannya untuk mengingatkannya pada kenyataan bahwa tak ada seorang pun yang lebih hebat dari Allah.

OOh betapa militannya Muslim Amerika...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun