Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Daniel HT, Kompasianers Paling Berbahaya bagi Demokrasi

30 November 2012   06:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:26 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia sekarang sudah mengadopsi demokrasi, sebagaimana kita ketahui bersama demokrasi adalah cara yang paling legitimate untuk memilih pemimpin dari berbagai tingkatan. Mulai dari desa sampai Presiden. Demokrasi sendiri , sesuai dengan namanya,  akan berfihak kepada kemauan rakyat yang memperoleh suara mayoritas baik dengan singgle party maupun dengan koalisi.

Definisi demokrasi menurut kamus bahasa inggris http://dictionary.reference.com/, adalah:

government by the people; a form of government in which thesupreme power is vested in the people

and exercised directly bythem or by their elected agents under a free electoral system.

Pemerintahan oleh rakyat: bentuk pemerintahan yang mana kekuatan tertingginya oleh rakyat yang dipilih secara langsung maupun melalui wakil wakil mereka yang dipilih melalui pemilu yang bebas.

Namun demokrasi adalah ajang untuk berlomba mendapatkan simpati publik dengan prestasi tanpa menjatuhkan fihak lawan. Biarkanlah rakyat yang menilai sendiri karna mereka sudah memiliki pendidikan yang cukup untuk memilah mana pasangan yang kredibel di mata mereka.

Seperti yang diposkan oleh Daniel HT, dengan dalih demokrasi menebarkan pre-judgemen kepada Rhoma Irama itu capres paling berbahaya ;

Rhoma Irama, Capres Paling Berbahaya bagi NKRI


Apa parameter berbahaya? Apakah karna beliau telah kalah telak dalam mendukung pasangan incumben? Atau karana beliau itu SARA. Maka saya katakan , dia tidak mengerti SARA, bohong kalau SARA tidak bekerja pada pemilihan Gubernur DKI, karna komunitas Muslim memilih Jokowi dan Non Muslim memilih Ahok. Berdasarkan fakta bahwa  SARA masih efektif dalam mendulang suara maka itu adalah sah menurut demokrasi. Tidak ada masalah ...this is democracy..Tidaklah etis menilai orang lain SARA namun dia sendiri lebih SARA. Yang tidak dibenarkan dalam SARA adalah memfitnah dan menyebarkan kepada khalayak ramai tentang suatu fakta yang tidak ada.

Jokowi mempunyai hak untuk menang dalam pil Gub karana mayoritas pemilih di DKI Jakarta telah menjatuhkan pilihannya kepada pasangan ini, dan bagi pemilih pasangan yang lain yang ternyata kalah harus berbesar hati dan melakukan koreksi atas kekalahan untuk mencapai kemenangan di tempat lain. Ini adalah demokrasi. Di dalamnya ada persaingan yang sehat dengan memaparkan visi dan misi sebelum pilihan dan ketika terpilih , mengimplementasikan semua yang telah dijanjikan dengan baik ataupun lebih baik.

Bagi saya pribadi, Jokowi telah mengimplementasikan dengan lebih baik dari janji-janji pada kampanye, walaupun pada awalnya saya kurang mendukung dengan alasan yang tak perlu disebutkan namun fakta baru ini kita harus mendukung beliau. Mengenai kekhawatiran banyak fihak , beliau juga tidak banyak berbicara namun banyak berbuat untuk mengeliminir kekhawatiran banyak fihak termasuk mengakomodir kepentingan Betawi dan Muslim..semoga saja beliau tetap konsisten  melakukan sampai akhir jabatan beliau yang boleh jadi terplilih untuk kedua kalinya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun