Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayah Jangan Mati!

10 September 2015   19:29 Diperbarui: 10 September 2015   19:51 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu pagi tanggal 2 September 2015, dua kapal Boat yang ditumpangi 23 orang dalam usaha melarikan diri dari keganasan ISIS di Kobane Siria tenggelam dalam upayanya mencari suaka di Yunani. 12 tubuh tak bernyawa ditemukan, hanya sembilan dari mereka yang dipercaya selamat dari peristiwa ini termasuk Abdullah Kurdi ayah dari Aylan Kurdi dan Galip Kurdi yang tewas dalam peristiwa ini bersama Rihan ibu mereka.

Tubuh mereka tersapu ombak menuju pantai negri yang dipimpin oleh Erdogan, Turki. Terlihat di tepi pantai itu seorang bocah laki laki memakai T shirt berwarna merah merekah dan celana pendek warna biru jeans menelungkup ke tanah seakan akan dalam posisi tidur dengan wajah di bawah. Dialah Sang Aylan Kurdi buah dari pernikahan Abdullah Kurdi dan Raihan, adik dari Galip Kurdi .

Adalah potrograper Nilufer Demir , koresponden koran Turkey’s Dogan di pagi hari pukul 06;00 waktu setempat yang mula mula mengabadikan tubuh bocah mungil ini dalam pakaian lengkap bersepatu mini lucu dalam posisi tidur seakan-akan dalam bantalan pasir pantai cuek terhadap pasang surut air laut , berpose dalam kesendiriannya menyentuh hati nuraninya. Dia pun dengan tangisan hatinya, mengambil beberapa sudut dari tubuhnya tapi tidak untuk wajahnya. Dia seakan tak tega jika kecanggihan cameranya akan mengabadikan air matanya yang mengaliri pipi dan mengikat lentik matanya .

“Ayah..!! Jangan Mati..”

teriakan bocah 3 tahun di saat terakhir kepada sang ayah, Abdullah Kurdi detik detik sebelum tenggelam. Suara itu menggema di angkasa tepi pantai Bodrum seakan menyetirnya untuk mengambil gambar dari sudut tak beradu pandang dengan sang bocah bahkan ketika sang polisi pantai dengan penuh kasih sayang mengangkatnya , sang photographer masih menjaga jarak .

Suara itu menggema berkali kali yang memantul dari awan hitam yang mengelantung di pantai King Sulaiman memenuhi relung hati Nilufer Demir mengiringi deburan ombak.

Di luar ekspektasi sang photographer, jepretannya yang penuh dengan adukan emosi mengguncang dunia. Emosi dunia tersulut oleh pose bocah ini. Bahkan ia tak berkata apapun kepada dunia, bahkan ia tak memperlihatkan wajahnya di pantai bodrum, bahkan yang terjepret hanya sepasang sepatu kecil yang sering ibu pakaikan kepada anak laki lakinya sebelum berangkat piknik, bahkan ia hanya telungkup memperlihatkan punggungnya dengan baju merah yang para ibu sering memakaikannya untuk jalan jalan di akhir pekan, bahkan....oooo bahkan ...tapi ia menginspirasi para seniman dunia untuk menggambarkan apa yang tak mampu ia lukiskan dengan kata kata paling sederhana sekalipun..ia berkata sayup sayup disaksikan pasir pantai Bodrum...

Selamatkan ribuan AKU yang masih tertinggal di belakang!![caption caption="ayah jangan mati"][/caption] dokumen dari

www.ndtv.com[caption caption="aylan kurdi"]

[/caption] gambar dari www.ndtv.com

Nurkholis ghufron

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun