Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Road To Mecca 14: Koper Tak Terangkut; "Semua Tergantung Amal & Perbuatan Masing-masing"

18 November 2012   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:07 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kejadian yang dapat dipetik hikmahnya ketika kami melaksanakan ibadah haji mulai dari kesabaran, disiplin, tenggang rasa antar kawan, tolong menolong, saling berlomba dalam kebaikan sampai instropeksi diri. Ketika di Mina , karna Masy'ar yang satu ini lebih sempit dari yang lain maka kesabaran akan diuji di sini mulai dari antri kamar mandi, antri makan, dan tidak tertampung dalam tenda disebabkan tidak mencukupinya ruangan. Dari sini saja akan terlihat bagaimanakah "buah" ibadah Haji yang dikejar apakah akan mempunyai implikasi kesalehan sosial atau hanya mengandalkan kesalehan individualistik belaka atau gabungan dari keduanya.

Itulah salah satu makna dari "Manafi" atau beberapa manfaat yang dijanjikan oleh Allah akan disaksikan oleh para jamaah haji di antara ribuan manafi yang tidak kita ketahui. Semua itu akan menjadi madu yang akan di bawa oleh setiap Jamaah haji yang quantitasnya tergantung pada individu masing-masing yang pada gilirannya dibawa pulang ke tanah airnya masing masing. Mengenai seberapa banyak sisa madu yang akan bertahan sampai di tanah air?? maka jawabannya adalah kembali kepada individunya dalam menjaga kemabruran hajinya yang diaktualisasikan dalam akhlaq sehari-hari.

Salah satu bahasan hangat dari para jamaah haji ketika di tanah air hari-hari ini adalah tidak terangkutnya koper bagasi yang beratnya dibatasi hanya 32 kg. Dari kesalahan teknis seperti inipun dalam haji akan menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang menyarankan agar pemiliknya bersyukur karna kopernya menambah waktu di tanah suci , ada yang berspekulasi bahwa kopernya di isi air Zam-Zam yang pada faktanya malah dengan air yang terberkati ini banyak yang lolos dari pemeriksaan dan ada yang mengatakan lebih "nylekit " lagi:

" Semua itu tergantung pada amal dan perbuatan masing-masing .."

Apapun kejadiannya dalam ibadah haji dari awal berangkat sampai pulang tetap ada manfaat atau hikmah mendalam yang bisa kita petik. Jika baik maka mari kita bersyukur dan jika musibah maka mari kita bersabar karna kita masih belum mencapai garis finish. Dan jika memang telah tiba di garis finish maka semoga kita menggapai finish dengan predikat Hasanah. Amin.

Mengenai apa hikmah atau manfaat dari koper kita yang tertinggal?? Wallahu a'lam Bisshowab

Nurkholis ghufron

Referensi

Ceramah KH Masyhuri Diwek Jombang.

Nasehat dari KH Shohibul Maali Pimpinan KBIH Al Kautsar Grogol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun