The last but not the least. Ujian demi ujian telah dilalui oleh bangsa Iran dengan gagah berani sedari kemenangan revolusi Islam di Iran yang mengantarkan Imam  Khomeini kembali ke kampung halaman setelah berada di pengasingan bertahun tahun menunggu kesempatan untuk menggulingkan pemerintahan otoriter Syah yang berkuasa di Iran waktu itu . Kemenangan revolusi Islam Iran pada tahun 1979 adalah sumber dari kedengkian Amerika dan sekutunya yang kemudian di masa mendatang terus menerus mengerahkan segala daya untuk menguji bangsa Iran dengan berbagai tekanan. Ujian itu berlangsung terus menerus tanpa henti sampai sekarang ini, kemenangan dan  kekalahan silih berganti. Kemenangan dijadikan amunisi untuk meraih kemenangan berikutnya sedangkan kekalahan dijadikan lahan untuk intropeksi , konsolidasi dan reposisi tanpa merubah orientasi yang sejak dulu kala menentang hegemoni Amerika dan sekutunya. Perang selama 8 tahun melawan Iraq yang didukung sepenuhnya oleh barat yang  mendapat suply senjata  nyaris tidak terbatas dapat di patahkan  setelah perjuangan yang melelahkan dan memakan korban sipil jutaan jiwa . Iran telah  'menetralisir' pasukan Saddam Hussein yang terkenal bengis dan sadis itu. Kesuksesan Iran dalam meredam laju pasukan Saddam berbuah tekanan balik terhadap fihak Iraq  yang cukup mematikan sehingga diakhirinya perang dengan status draw  menurut analis barat dan kemenangan bagi pendukung Iran. Namun anehnya, walaupun mereka menilai IRan tidak menang, barat menganggap missi 'terminasi' kepada negri para Mullah ini 'incompleted' dan masih harus ditindaklanjuti dengan oprasi yang mungkin tak kalah konfrontatif dibanding dengan oprasi Tabaz yang penuh dengan kegagalan karna adanya "invisible hand"  dari Tuhan yang tiada henti menolong bangsa Iran. Embargo terhadap Iran yang dimulai sekitar tahun 1979 adalah bukti missi yang tiada henti dari As dalam rangka menghancurkan negri para Mullah ini. Hari ini , effektif  tanggal 1 Juli 2012 kita menyaksikan bersama dengan mata kepala kita akan adanya konspirasi global yang dipimpin oleh Amerika dengan menggulirkan embargo totalitas minyak iran yang dimulai dari Uni Eropa dan tentunya sang tuan , Amerika serikat  dengan menggandengan seluruh negara yang pro Amerika di seantero dunia. Ibarat gigi persneleng , Ini adalah full speed nya dibanding dengan yang dulu-dulu walaupun orang tua kita di tahun 80' an yang pro Iran  sudah ketar ketir tidak ingin melihat-nya kalah dalam konfrontasi ini namun ternyata apa yang terjadi pada Iran di masa lalu itu belumlah berakhir dan akan terus berlangsung sampai finish untuk menentukan siapa yang menjadi pecundang dan siapa yang menjadi pemenang. Iran "alone" again, but alone not means looses. Kalau dinilai dengan fair dan proporsional , sebenarnya Amerika sering kali kalah dari pada menang melawan Iran. Sebagai adidaya, tidak layak meninggalkan secara terburu buru misi Tabaz pada oprasi "Cakar Elang" dalam rangka menyelamatkan sandera di Teheran. Sandera justru diselamatkan lewat perundingan yang alot dengan mediasi Aljazair selama 444 hari. Ternyata hebatnya persenjataan Amerika tidak mampu menusuk keberanian bangsa Iran. Sebagai adidaya, tidak layak disebut pemenang dengan  mengajak negara yang hampir separuh bumi untuk  melawan negara yang hampir bisa disebut sendirian kalaupun disokong, Iran hanya 'ditemani'  oleh Hizbullah dan Hamas yang notabene bukan negara namun sekelas faksi dan militan , dengan demikian sekitar Iran sudah dapat ditaklukkan oleh Amerika dengan berbagai serangan ala cowboy, bujukan, adu-domba dan rayuan untuk melakukan permusuhan terhadap Iran baik dengan terang terangan maupun secara halus walaupun mereka sebenarnya melakukan dengan setengah hati. Embargo kali ini bak Unas bagi Iran, jika Iran mampu melalui dengan baik maka sudah seharusnya jiwa pemenang ini disematkan pada bangsa yang tidak kenal menyerah dalam melawan hegemonitas Amerika dan  sekutunya, sedangkan negara sehebat Unisoviet yang jauh lebih hebat dari pada Iranpun sekarang tidak mampu menyaingi Amerika , baik dalam senjata, keberanian ,diplomasi dan jumlah kawan dalam kancah percaturan hegemonitas dunia. Pertarungan kali ini adalah bukti bahwa 'david' bisa mengalahkan goliath bukanlah isapan jempol legenda yang ada dalam kitab kuno ataupun sejarah yang sudah berlalu yang telah ditutup lembar bukunya, sekarang pun di zaman yang sangat maju di mana  kita hidup bisa juga menyaksikan pertarungan yang tidak kalah spektakuler dari kisah ini di masa lampau. Jikalaupun Iran menang, maka kita tidak heran karna Nabi Muhammad Saw sudah mengisyaratkan dalam haditsnya bahwa walaupun seluruh manusia berkumpul untuk memberikan mudharat (bahaya) kepada seseorang namun jika Allah menghendaki manfaat maka segala upaya kaum tersebut untuk membahayakan justru akan berbalik menjadi manfaat. Embargo terhadap Iran telah terbukti menjadikan Iran menjadi bangsa yang bersatu, mandiri, maju , tabah, kuat  dan modern. Saya meragukan Iran menjadi seperti yang kita lihat tanpa ada permusuhan yang tidak ada henti dari Amerika dan sekutunya. Tahukah anda jika embargo ini effektif maka minyak Iran akan dipaksa istirakhat dan sumur sumur pengeboran minyak Iran yang akan ditutup juga menjadi reservoir alami yang paling aman dibandingkan dengan membuat tangker raksasa di gurun sahara Iran. Karna di dalam sumur tadi kondisi bebatuan memang akan mengamankan cadangan minyak Iran secara natural , sedangkan tangker raksasa yang dibangun Iran menurut saya ,meragukan dapat bertahan dari serangan rudal maupun perubahan iklim yang ekstrim yang boleh jadi akan membakar habis minyak di tangki penyimpanan tadi dan pada saat yang sama  negara Arab yang sangat 'sendiko dawuh' dengan Amerika akan menggenjot produksi minyak untuk memenuhi permintaan pasar. Mereka terlena bahwa hitungan cadangan yang ada di perut bumi yang telah mereka dapat kan dari para insinyur minyak adalah dalam skala produksi normal dan jika digenjot dengan kecepatan penuh karna permintaan dari Uni Eropa dan tentunya Amerika secara diam diam karana malu untuk mengambil minyak dari negara-negara Arab setelah pengumuman bahwa persedian minyak Amerika mencapai rekor tertinggi dalam beberapa dekade ini. Pengumuman ini  bagi saya seperti akal akalan dalam membujuk mitranya bahwa mendapatkan minyak adalah mudah dan tak perlu terlalu melihat Iran sebagai sumber minyak dunia lagi, boleh jadi,karna genjotan besar besaran ini Timur tengah yang di motori Arab Saudi akan kehabisan stok secara mendadak.  Stok matematis  minyak yang ada di perut bumi 25 tahun bisa membengkak menjadi 30 tahun kalau penyedotan minyak secara gradual dan terkontrol yang memungkinkan fossil yang lebih muda untuk mematangkan diri dan menambah stok, namun jika di genjot secara kasar boleh jadi stok tadi menurun menjadi hanya 10 tahun karna keberadaan fossil muda yang belum sempat ranum menjadi terbuang ketika dipompa keluar. Karna stok minyak juga akan tunduk dengan hukum relativitas yakni relativitas ala "David vs Goliath". Who knows. Nurkholis Ghufron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H