Mohon tunggu...
Nur Kholifah
Nur Kholifah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa PAI'19 IAIN JEMBER

Langit bersedih, saat matahari tidak berhenti senang melihat sang pelangi yang terlihat menawan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pendidikan From Kacamata Perenialisme

22 Mei 2020   19:37 Diperbarui: 22 Mei 2020   19:33 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hello dulur, balik lagi nih di artikelku untuk memahami dunia kefilsafatan . Skuy apditung 

Pertama pasti harus tau dulu lah ya arti perenialisme dalam dunia filsafat pendidikan. Melihat diksi yang ada perenialisme itu terpisah jadi 2 suku kata, isme sudah tau lah ya artinya ajaran dan perenial itu artinya abadi atau kekal. So dari kata kekal kira mampu mengupas sedikit, kata kekal biasa digunakan oleh orang orang tradisional yang tak mau budayanya tergerus zaman.

So dapat dipikirkan bahwasannya aliran ini prinsipnya berpijak pada budaya yunani kuno atau tradisionalisme yang tak mau terhapus kan . Sehingga muncul sebuah argumen dari kaum aliran ini, bahwa modernitas itu membawa kesesatan, kerusakan. Ah, sungguh terbalik sekali dengan aliran progresivisme. Aliran perenial ini pun dalam dunia edukasi sangat Regresif dalam metode, kurikulum, sekolah, bahkan tenaga pendidiknya. Mereka masih menggunakan cara cara tradisional dalam menjalankan entinitas sehari hari. 

Terkait dengan beberapa pelopor aliran ini diantaranya ada dua yang kutau nih lur, yaitu :
1.Robert Maynard Hutchins, yang berargumen " pendidikan harus tumbuh dan kembang dalam intelektual". Tujuan dari pendidikan adalah harus mengembangkan intelektual manusia. Pendidikan itu bukan suatu hal yang termampatkan tetapi pendidikan itu yang terlupakan, dimanapun itu pendidikan universal.
2.Ortimer Adler, ia berargumen bahwa pendidikan manusia itu berintikan kebiasaan . Kebiasaan baik mendatangkan pendidikan yang baik pula begitupun sebaliknya.

Oke lur, sampai sini dulu. Mandar iso ketemu maneh Yo lur. Salam cinta. Olip

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun