NAMA Â Â Â Â Â Â Â Â : NUR KHOLIFAHÂ
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 43221010004
NAMA DOSEN : Apollo, Prof. Dr. M.Si.Ak
KAMPUS Â Â Â Â Â Â : Universitas Mercu Buana
Apa itu Berfikir Positif?
Berfikir positif merupakan sebuah kemampuan seseorang untuk mengolah dan mengatur arah pemikirannya kedalam sebuah bentuk hal yang mengarah kepada hal-hal yang positif. Berfikir positif (positive thinking) adalah sebuah usaha dimana seorang individu berusaha untuk menaklukkan pikirannya kedalam dimensi kebaikan yang secara tidak langsung memangkas akan pikiran-pikiran yang bersikap negative. Kemampuan berfikir positif sangat diperlukan individu agar mampu menendalikan ego dalam dirinya. Pemusatan fikiran alam bawah sadar yang menuju arah positif akan dapat mengontrol emosi seseorang. Hal ini dikarenakan pikiran sangat mempengaruhi kesehatan tubuh yang menjamin akan berlangsungnya sebuah kehidupan. Orang yang selalu berfikir positif akan dapat mampu tersenyum dan mudah menerima, sedangkan orang yang berfikir negative akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan. Meskipun berfikir positif tidak selalunya berakhir dengan realistis, namun dengan berfikir positif maka individu dapat mengendalikan emosi dan ego dalam diri.
Pikiran merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keadaan psikologi diri seseorang. Karena pikiran adalah suatu kendali utama individu untuk menggerakkan tubuhnya untuk berbuat. Berpikir positif akan menciptakan suasana hati yang jauh lebih tenang sedangkan berpikir negative akan menciptakan keadaan gundah gulana. Justifikasi pikiran tidak dapat dielak dan dihindari tanpa adanya kontrol diri. Diperlukan sebuah upaya untuk meyakinkan pikiran agar dapat berpikir positif. Pikiran positif memiliki implikasi positif yang kuat terhadap individu dalam berbuat dan berprilaku. Output yang dihasilkan dari berpikir positif adalah menciptakan individu-individu yang optimis dan percaya diri. Mereka tidak menghiraukan apa maupun siapa yang berusaha untuk menghalangi tekadnya. Karena orang yang memiliki pikiran positif meyakini bahwa omongan orang yang tidak akan bertanggungjawab pada dirinya tidaklah penting. Pandangan postitif yang dijadikan sebagai acuan untuk berbuat dan bertindak memiliki pengaruh fundamental terhadap pembentukan karakter seseorang.
Sikap optimis yang dihasilkan dari berfikir positif akan membantu individu untuk senantiasa mengupgrade dirinya. Pemikiran positif akan menciptakan suasana hati yang tenang tanpa dilanda rasa was-was. Tentunya semua ini alih-alih tak lepas dari kemampuan individu untuk bisa bersikap bijak terhadap kendali egonya. Berpikir positif tentunya tak lepas dari aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pikiran itu sendiri. Stabilitas psikis yang baik ketika berpikir positif akan menghindarkan individu dari stress berlebihan. Dengan melakukan rekontruksi pikiran ke arah yang positif, maka akan dapat memberikan ruang dalam diri untuk bersantai meskipun hanya sekedar merefleksikan diri dari permasalahan yang melanda.
Mengapa Seseorang Harus Berfikir Positif?
Kemampuan berpikir positif (positive thingking ability) sangat diperlukan individu sebagai langkah untuk pengambilan keputusan. Mengingat orientasi positive thinking adalah kondisi psikis seseorang. Pemikiran yang bersifat dinamis sangat mempengaruhi kondisi kesehatan kejiwaaan seseorang. Hal ini dikarenakan pikiran merupakan raja pengontrol (the king of controll) dalam diri manusia. Tidak ada yang bisa mengendalikan pikiran seseorang kecuali orang itu sendiri.
Kerangka berpikir manusia melalui tiga tahapan seperti yang diucapkan oleh Wasty S dalam Dzakir (1993) bahwa tahapan tersebut adalah pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan pembentukan keputusan. Proses berpikir tersebut merupakan manifestasi dari aktivitas problem solving. Kemampuan memecahkan masalah lewat positive thinking dinilai mampu untuk mempertimbangkan sebuah keputusan yang akan diambil oleh seseorang. Pembentukan pengertian didapat dari stimulan individu dari segala hal-hal yang mempengarui pemikirannya dan akan direkontruksikan dalam bentuk pendapat pribadi yang mempengaruhi keputusan akhir seseorang. Hal ini disebabkan karena pikiran positif dapat memberikan impak yang besar terhadap pembentukan karakter seseorang. Pemikir positif akan terhindar dari kecerobohan dan pesimistis. Sikap optimis yang diciptakan dari pikiran positif dapat membantu menguatkan jiwa individu dari segala hal yang dapat melemahkannya. Berpikir positif dapat membimbing individu untuk dapat bertahan bahkan melangkah lebih jauh lagi karena didasari pada aura dan energi positif yang terdapat dalam dirinya.
Maka sejatinya timbul dalam benak kita bersama, mengapa seseorang harus senantiasa berpikir positif?. Hal ini telah dijelaskan oleh Albrecht (1996) yang menjelaskan mengenai mengapa seseorang harus senantiasa berpikir positif:
- Memiliki harapan yang positif (optimis)
- Harapan yang positif berarti seseorang telah memusatkan segala pikirannya terhadap hal-hal yang positif. Mereka meyakini hal-hal tersebut dapat merubah hidup mereka ke arah yang lebih baik. Optimis bukan lagi berbicara mengenai masa lalu, melainkan bagaimana seseorang merubah mindset nya untuk menata masa depan yang lebih baik. Dengan optimis maka seseorang akan memusatkan seluruh pikiran dan tenaga kepada sesuatu yang ingin dicapai seperti kesuksesan, keberhasilan, prestasi dan kepercayaan diri. Energi positif yang dihadirkan bertujuan sebagai pelecut semangat seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tentunya dengan menanamkan rasa optimis, seseorang akan dihindari dari rasa overthinking yang berlebihan. Sedangkan pemikiran negative akan membuat seseorang merasa minder, tertekan, tidak percaya diri sehingga akan menimbulkan rasa kebencian, balas dendam yang perlahan akan menghancurkan diri sendiri. hal ini tentunya tidak baik untuk perkembangan kondisi psikis seseorang.
- Sebagai bentuk afirmasi diri
- Afirmasi merupakan sebuah bentuk kesadaran manusia yang bertujuan untuk menguatkan atau mengokohkan dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Afirmasi diri berarti meyakini bahwa diri individu itu sendiri memiliki potensi yang berguna untuk dirinya. Afirmasi diri dilakukan dengan pemusatan kekuatan-kekuatan untuk mengetahui sebenarnya apakah potensi yang dimiliki. Pemahaman mengenai potensi diri dapat menjadikan seseorang peka terhadap apa yang terjadi, baik pada diri sendiri maupun lingkungan sehingga individu dapat menyebarkan energi positif kepada lingkungan sekitar. Orang yang senantiasa berpikiran positif akan senantiasa mengafirmasi dirinya kedalam bentuk penghargaan pada dirinya sendiri (self reward). Mereka meyakini bahwa tidak ada yang dapat diandalkan kecuali diri sendiri. Orang yang senantiasa berpikiran positif akan dapat dengan mudah menerima apa yang sudah ditakdirkan tuhan olehnya dengan melakukan usaha lewat potensi diri yang diberikan tuhan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Tentunya afirmasi diri diperlukan sebagai sarana untuk lebih mudah menerima dan menghargai diri sendiri sehingga menciptakan pikiran dan energi yang positif pada diri sendiri.
- Terhindar dari pernyataan langsung yang tak bernilai
- Maksudnya, seseorang yang berpikir positif akan senantiasa memandang sebuah pernyataan atau penggambaran dari sisi positif. Tujuan dari hal ini untuk menghindari sifat kaku dan kefanatikan individu terhadap sebuah masalah atau objek yang dihadapi. Pemikir positif akan senantiasa menerima setiap kenyataan yang terjadi di depan matanya dengan sikap yang bijak tanpa mengeluarkan pernyataan langsun yang tak bernilai seperti justifikasi kepada objek secara langsung tanpa mengetahui latar belakang permasalahan. Dengan berpikir positif, seseorang lebih dapat membawa dirinya dalam menyikapi kenyataan-kenyataan yang terjadi disekelilingnya. Tentunya mereka dapat dengan lebih mudah beradaptasi. Karena orang yang berpikir positif tidak pernah takut akan perubahan. Justru mereka semakin tertantang untuk senantiasa mengupgrade dirinya menjadi individu yang lebih bernilai dan produktif. Mereka tidak pernah takut akan kegagalan, karena bagi mereka yang berpikir positif, kegagalan merupakan sebuah ujian bagi mereka yang ingin sukses. Penerimaan kenyataan bukan sekadar dimaknai menerima apa adanya melainkan menerima realita yang terjadi yang dibarengi dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas diri. Orang yang berpikir positif akan menyikapi segala pernyataan dalam cakrawala luas, tidak mudah menuduh, menyalahkan orang lain dan merasa benar sendiri.
Bagaimana Seseorang Dapat Berpikir Positif?
Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memiliki pikiran yang positif. Banyak diantara mereka masih dikalahkan ego. Usia tua tidak menjamin orang tersebut dewasa dan senantiasa berpikir positif. Berpikir positif senantiasa ada bagi mereka yang ingin selalu menampilkan versi terbaik dalam kehidupan mereka sehingga mereka dapat menjadi aktor utama dalam saksi perjuangan hidupnya. Maka tentunya ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat berpikir positif. Seperti yang diungkapkan oleh Arifin (2011) sebagai berikut:
- Selalu memandang masalah sebagai sebuah tantangan
- Salah satu cara bagaimana seseorang dapat berpikir positif yakni dengan cara memandang masalah sebagai sebuah tantangan. Mereka yakin bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya dan mereka yakin bahwa masalah adalah sebuah sarana proses pendewasaan diri. Dengan cara ini, seseorang dapat senantiasa berpikir positif dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi secara optimis dan professional. Karena sejatinya orang yang berpikir positif sangat menyukai tantangan.
- Mulai membuka pikiran
- Cara selanjutnya yakni membuka pikiran. Maksud nya yakni seseorang dapat menyikapi sebuah permasalahan dengan pikiran yang terbuka. Pikiran yang terbuka adalah sebuah pikiran yang dapat menerima sebuah permasalahan yang dihadapi dan siap untuk memperbaikinya dikemudian hari. Dengan pikiran yang terbuka, seseorang dapat memandang sebuah permasalahan dari sisi positif sehingga mereka tidak mencari alasan justru mencari jalan keluar. Hal ini menjadikan orang yang berpikir positif menjadi pribadi yang legowo, realistis, tidak saling menyalahkan dan tidak merasa benar sendiri.
- Berusaha menghindar dari pikiran negative
- Pikiran negative merupakan sebuh pemusatan pemikiran yang berorientasi kepada hal-hal negative yang mengakibatkan seseorang mengalami kecemasan, minder hingha pesimis. Tentunya bagi orang yang senantiasa berpikir positif untuk menghindari hal yang demikian. Pikiran negative yang menghantui pikiran secara berlebih menjadikan kita takut untuk mengambil keputusan secara tegas. Pikiran negative juga dapat membentuk pribadi yang tidak berkarakter sehingga selalu mencari kesalahan orang lain. Menepis segala keraguan dan pikiran negative adalah suatu cara untuk seseorang dapat berpikir positif.
- Selalu mengambil tindakan tanpa alasan yang bertele-tele
- Mengambil tindakan yang tepat tanpa meninggalkan alasan yang terlalu pragmatis dapat merupakan sebuah usaha untuk menjadikan seseorang dapat berpikir positif. Mereka yang selalu berpikiran positif akan selalu mencari cara agar apa yang telah menjadi pendapat dan keputusannya menjadi terlaksana. Sedangkan orang yang berpikiran negative akan selalu mencari seribu alasan yang terlalu bertele-tele yang menjadikan seseorang minder dan kurang berani untuk mengambil keputusan. Pengambilan tindakan secara tepat merupakan sebuah skill yang saat ini dibutuhkan di dunia kerja. Orang yang berpikiran positif pasti mengetahui segala resiko yang terjadi namun mereka juga senantiasa memikirkan berbagai macam mitigasi resiko. Orang yang berpikiran negative pasti akan selalu melihat hambatan-hambatan sebagai alasan utama sehingga tidak berani untuk melangkah jauh. Tentunya alasan yang bertele-tele menjadikan seseorang semakin terkurung dan tidak bisa beradaptasi dengan perubahan.
Apa itu berkomunikasi efektif?
Komunikasi merupakan sebuah penyampaian informasi dua arah baik itu berupa ucapan (verbal) atau kode, Gerakan, simbol (non verbal) yang berguna untuk merangsang respon lawan komunikasi. Informasi yang disampaikan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambar, simbol, kode, gerakan dll yang bertujuan untuk menyampaikan sebuah makna yang dimaksud kepada lawan komunikasi. Interaksi yang terjadi merupakan sebuah feedback dalam sebuah arus komunikasi.
Lalu apakah yang dinamakan komunikasi efektif? Menurut Dedy (2008) komunikasi efektif adalah apabila interaksi komunikasi yang terjadi antara kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan menciptakan kesepahaman yang sama sehingga informasi yang disampaikan dan diterima tepat sasaran secara kompleks. Hal ini dikarenakan komunikasi efektif adalah "the communication is in tune" yakni kedua belah pihak sama-sama mengerti maksud yang disampaikan sehingga komunikasi berjalan dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman antar kedua belah pihak. Komunikasi efektif dapat diketahi dengan timbal balik (feedback) yang terjadi antara komunikator dan komunikan dengan adanya rasa puas, kesenangan, yang dapat mempengaruhi sikap dan hubungan interpersonal yang baik. Komunikasi efektif juga lebih mengedepankan pada penyampaian informasi yang lugas dan padat sehingga komunikan dapat memahami informasi yang disampaikan komunikator dengan baik dan benar.
Dalam berkomunikasi efektif, maka poin kunci yang harus diterapkan yakni mendengar dan bertanya. Dua hal tersebut merupakan aspek terpenting dalam komunikasi demi mendapatkan informasi yang diinginkan. Keterampilan mendengar dan bertanya memiliki peran yang sangat fundamental dalam komunikasi efektif. Mendengar berarti memperhatikan secara saksama apa yang disampaikan oleh komunikator mengenai sebuah informasi yang disampaikan, serta bertanya bermaksud untuk memberikan respon terhadapa sebuah informasi yang disampaikan. Tanya jawab yang terjadi dalam penyampaian informasi dapat membangkitkan gairah komunikasi sehingga keduanya larut dalam topik pembicaraan yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pengajuan pertanyaan dalam komunikasi dapat menciptakan solusi yang berguna sebagai pemecah masalah dan tentunya dapat dipertahankan.
Semua orang dapat melakukan komunikasi efektif baik dengan teman sebaya, kolega, antar instansi dll. Pengasahan kemampuan berkomunikasi efektif dimulai dengan membicarakan hal-hal kecil dan berusaha untuk memberikan titik temu pada informasi yang telah disampaikan. Karena perlu diketahui bahwasanya kemampuan komunikasi efektif dapat membantu seseorang untuk melatih public speaking  yang akan berpengaruh pada kehidupan dan karirnya. Kemampuan public speaking yang baik akan menjadikan personal branding pada diri individu sehingga orang lain mampu menghargai dan memperhitungkan keberadaan kita. Karena dapat diketahui bahwa komunikasi dapat dikatakan efektif apabila penerima pesan mampu memahami dengan baik terhadap apa yang disampaikan oleh pengirim pesan. Pesan yang disampaikan akan mempengaruhi rangsangan respon penerima pesan sehingga terjadi hubungan komunikasi yang sejalan dan selaras.
Mengapa seseorang harus berkomunikasi efektif?

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dapat memberikan kesepahaman antara komunikan dan komunikator. Sehingga timbal baliknya, antar keduanya mengerti akan maksud yang disampaikan sebagai bentuk respon yang baik ketika berkomunikasi. Tentunya kita semua bertanya, mengapa seseorang harus berkomunikasi efektif? Apakah komunikasi efektif memiliki peran yang penting sebagai sarana pengembangan kualitas diri? Menurut Hanafi (1964) terdapat beberapa sebab mengapa seseorang harus bisa berkomunikasi efektif. Adapun sebab tersebut yakni:
- Menjaga dan menciptakan hubungan yang baik antar individu
- Tujuan dari komunikasi efektif adalah membentuk hubungan emosional yang baik antar komunikator dan komunikan. Hubungan emosional yang dibentuk mempengaruhi kualitas respon yang tercipta ketika kegiatan komunikasi berlangsung. Komunikan cenderung menyukai penyampaian informasi yang sarat akan makna serta disampaikan secara lugas. Hal ini bisa membuat efisiensi waktu komunikasi dengan output pemahaman yang besar. Kebanyakan komunikan tidak suka dengan komunikator yang terlalu bertele-tele yang tidak langsung pada fokus pembicaraan yang mengakibatkan kebosanan. Hubungan emosional yang baik dapat membuat komunikator sebagai rekan solutif yang baik dan komunikan sebagai pendengar yang baik. Hubungan ini dapat mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku individu dalam mencerna dan merespons sebuah informasi yang disampaikan demi terciptanya kesepahaman dan menghindari adanya kesalahpahaman atau miskomunikasi (misscommunication)
- Berguna sebagai sarana penyampaian informasi
- Komunikasi efektif dibutuhkan untuk menyampaikan secara langsung makna dari informasi secara lugas dan gamblang. Kebanyakan orang yang berkomunikasi berbelit-belit tidak akan menemukan titik temu dan kejelasan dari proses komunikasi. Informasi yang didapat baik berupa lisan, tulisan maupun kode dapat disampaikan dengan baik apabila disajikan secara efektif yang menggambarkan secara langsung mengenai masalah yang akan disampaikan. Tentunya informasi yang didapat sangat berguna untuk memenuhi keinginan yang dimaksud. Dengan melakukan komunikasi efektif, maka akan memangkas waktu secara efisien tanpa membuang masa.
- Berguna sebagai sarana pemecahan masalah
- Komunikasi efektif berarti apa yang disampaikan memang sesuai atau mengarah kepada topik pembahasan secara langsung tanpa adanya omong kosong. Komunikator yang menyampaikan informasi secara efektif akan terbiasa terlatih untuk menjawab frekuensi pertanyaan dari komunikan dengan baik. Tentunya kemampuan ini sangat berguna untuk membantu pemecahan sebuah masalah (problem solving) baik itu masalah pribadi, emosional, fenomena sosial dll yang bermanfaat. Kemampuan pemecahan masalah yang dihasilkan dari komunikasi efektif dapat membantu komunikator memiliki banyak referensi dan wawasan luar mengenai informasi yang disampaikan. Tentunya komunikator yang cerdas yakni komunikator yang berbicara sesuai dengan fakta sehinga komunikan dapat mempercayai apa yang disampaikan komunikator sebagai implementasi dari timbal balik dalam berkomunikasi.
- Berguna sebagai pembentukan karakter dan citra diri
- Orang yang cerdas dapat dilihat dari cara mereka berbicara dan berkomunikasi. Bagaimana mereka dapat menempatkan posisi sebagai pembicara maupun lawan bicara yang baik. Mereka dapat menyesuaikan topik pembicaraan sesuai dengan objek. Maksudnya mereka mengetahui dengan siapa mereka bicara dan dimana mereka berbicara. Kemampuan komunikasi baik verbal maupun nonverbal secara aktif, secara tidak langsung akan membentuk sebuah citra diri sebagai pribadi yang lugas dan pemberani. Karakter yang terbentuk dengan melakukan komunikasi efektif dapat dijadikan sebagai batu loncatan seseorang untuk menggapai kesuksesan dan karir pribadinya. Seperti halnya para pembicara-pembicara seminar workshop, motivasi, pendidikan, jurnalistik dll yang menjadi public figure rujukan. Kemampuan komunikasi efektif yang dilakukan sangat berguna untuk mempengaruhi dan mengendalikan pikiran seseorang sehingga lawan bicara dapat merespon sesuai dengan alur komunikasi yang sedang berlangsung. Tentunya karakter dan citra diri positif yang terbentuk dari melakukan komunikasi efektif harus senantiasa diasah lebih dalam lagi sebagai sarana perbaikan kualitas diri (self improvements).
Bagaimana cara melakukan komunikasi efektif?
Dalam mencapai keefektifan dalam berkomunikasi agar mencapai tujuan yang dimaksudkan bersama. Maka perlu langkah-langkah agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. Menurut Cutlip dan Center terdapat empat hal yang dapat digunakan sebagai patokan utama untuk menciptakan keefektifan dalam komunikasi. Empat hal tersebut yakni:
- Penemuan fakta (fact finding)
- Penemuan fakta atau observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan objek/lawan bicara/komunikan sesuai dengan komposisinya. Penggalian fakta yang dilakukan mencakup siapa lawan bicara kita, dimana mereka tinggal dan bagaimana latar belakang mereka. Pengkajian dalam fact finding berguna agar informasi yang ingin disampaikan tepat sasaran. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kesalah pahaman yang dapat menimbulkan konflik antar dua belah pihak yang mengakibatkan komunikasi tidak terjadi secara efektif. Penggalian fakta dimaksudkan agar informasi yang akan disampaikan dapat dengan mudah diterima dan ditanggapi secara baik sehingga menciptakan iklim komunikasi yang kondusif tanpa adanya salah persepsi maupun saling menyudutkan.
- Perencanaan (planning)
- Perencanaan yang dimaksudkan yakni penyusunan kerangka berkomunikasi dengan menyiapkan berbagai data dan fakta yang berguna sebagai acuan dalam menyampaikan informasi. Adanya data dan fakta berguna untuk mematahkan kerancuan dan keraguan komunikan terhadap apa yang disampaikan komunikator. Sehingga apabila ada komunikan yang merasa bingung atau ingin bertanya, komunikator dapat menyampaikan data dan fakta yang sesuai sehingga komunikan dapat memahami apa yang disampaikan. Penyajian data dan fakta serta alur komunikasi bertujuan untuk menghindari informasi yang mentah. Tentunya hal ini dimaksudkan untuk membuat komunikator yakin terhadap apa yang disampaikan. Alur komunikasi yang direncanakan secara matang akan membuat proses komunikasi lebih segar, berwarna dan tidak bosan.
- Berkomunikasi (Communicating)
- Berkomunikasi adalah tahapan realisasi dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnuya. Berkomunikasi mencakup tentang bagaimana cara komunikator menyajikan informasi, membawa suasana komunikasi, merespon setiap pertanyaan dan jawaban dari komunikan dll. Tentunya proses komunikasi yang berlangsung harus sesuai dengan rancangan awal agar lebih terprogres. Rangkaian komunikasi yang dilakukan sesuai rencana akan menciptakan sebuah iklim komunikasi yang efektif.
- Proses Evaluasi (Evaluation)
- Evaluasi merupakan tahapan akhir dimana komunikator dapat mengamati, menilai dan menganalisis hasil dari proses komunikasi tersebut. Proses evaluasi dimaksudkan untuk merekontruksi ulang segala kekurangan dan kesalahan yang terjadi dalam proses komunikasi. Sehingga komunikator dapat memperbaiki kekurangan maupun kesalahan yang terjadi baik sengaja maupun tidak sengaja supaya proses komunikasi dapat lebih efektif kedepannya.
SUMBER :
Albrecht, W.S. "Red-Flagging Management Fraud: A Validation." Advance in accounting, 1986. 3.
Arifin, Zainal. "Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru." Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Dzakir. "Dasar-Dasar Psikolog." Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
Hanafi, Abdullah. "Memahami Komunikasi Antar Manusia." Surabaya: Usaha Nasional, 1984.
Mulyana, Deddy. "Komunikasi Efektif." Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI