Mohon tunggu...
Nur Khoirrudin
Nur Khoirrudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa IAIN Kudus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN-MB 094 IAIN KUDUS Melaksanakan Kunjungan UMKM Di Desa Tunggu

19 September 2024   12:59 Diperbarui: 19 September 2024   13:09 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi bersama pemilik UMKM

Mahasiswa KKN 094 IAIN Kudus yang bertempat di Desa Tunggu Kec. Penawangan Kab. Grobogan. Melakukan kunjungan ke UMKM di daerah setempat yakni ke usaha pembuatan tempe. Kunjungan ini diharapkan mampu menambahkan wawasan tentang kewirausahaan bagi para mahasiswa KKN serta bisa menggugah jiwa jiwa pembisnis atau pengusaha yang tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan mendatang. UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah di wilayah desa Tunggu ini terus berkembang agar mampu mewujudkan ekonomi di wilayah tersebut dapat meningkat. Kegiatan positif ini mampu dimanfaatkan dengan baik untuk membantu perekonomian masyarakat. Terlebih di daerah desa Tunggu ini ada beberapa UMKM yang masih aktif mempertahankannya dan berjalan cukup lama.

Pembuatan tempe menjadi tempat kunjungan UMKM pertama yang di kunjungi oleh Mahasiswa KKN IAIN Kudus. UMKM ini adalah produsen tempe tradisional satu satunya di wilayah desa Tunggu. Kami melakukan wawancara dengan Ibu Shofiah selaku pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) "saya melakukan usaha pembuatan tempe tradisonal ini dirumah, sudah dimulai semenjak tahun 2019 sampai sekarang, alat pun cuma bisa seadanya saja, yang terpenting kami memproduksi tempe ini setiap hari, dan alhamdulillah banyak yang membeli". UMKM pembuatan tempe tradisonal ini bertempat di RT. 04 RW. 02 Desa Tunggu.

Kunjungan ini melibatkan observasi, wawancara, dan partisipasi mahasiswa dalam proses pembuatan tempe tradisional. Ibu Shofiah mengajarkan cara membuat tempe tradisonal kepada mahasiswa KKN dimulai dari cara merebus kedelai, kemudian di tiriskan, setelah ditiriskan kedelai tersebut di kasih ragi tempe, lanjut setelah itu mahasiswa membantu ibu Shofiah untuk membungkusnya sesuai takaran yang sudah di ajarkan oleh beliau. Kedelai yang sudah di campur dengan ragi di takar menjadi 2 macam, yaitu takaran plastik tempe harga 2 ribu dan harga 3 ribu.

Selanjutnya langkah terakhir yaitu menata kemasan plastik yang berisi kedelai yang sudah di campur ragi tersebut, ditata rapi di rak yang biasanya digunakan oleh ibu Shofiah sebagai tempat frementasi. Proses frementasi dilakukan dengan cara mendiamkan bahan selama 1 hingga 2 hari untuk dapat menghasilkan tempe yang segar dan berkualitas bagus sehingga banyak diminati dan dapat di jual kemudian di konsumsi oleh masyarakat. Tempe-tempe tersebut setiap harinya dijual oleh ibu Shofiah dipasar tradisional sekitar desa Tunggu. 

Para Mahasiswa KKN juga ikut melihat dan mempraktikkan secara langsung pembuatan tempe yang dibuat oleh salah satu UMKM di Desa Tunggu tersebut, karena ini merupakan sebuah gambaran ilmu yang dapat diterapkan kedepannya agar suatu saat nanti bisa memproduksi tempe sendiri sehingga tidak perlu membeli tempe di tempat lain. Lebih baik membuat usaha pembuatan sendiri lalu dipasarkan karena itu dapat berdampak bagi masyarakat sehingga memperkecil pengangguran yang ada di wilayah desa tersebut. 

Dalam kesimpulan diatas UMKM tempe telah menunjukkan kemandirian dan inovasi yang signifikan dalam industri makanan tradisional Indonesia. Dengan manfaat kesehatan yang tinggi, produksi yang terjangkau, konsistensi, inovasi, serta potensi ekspor ke pasar internasional, UMKM tempe akan terus berperan sebagai kunci kemandirian dan inovasi dalam industri makanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun