Pernah mendengar seseorang berkata motivasi menulis itu ada dua. Satu karna jatuh cinta yang kedua patah hati. Secara pribadi kalimat benar adanya. Mungkin.
Pengalaman adalah guru yang tidak pernah menghianatimu. Tapi kenapa kamu masih tetap saja bodoh?Â
Kamu yang membuat wacana itu. Kamu pula yang menerka bagaimana selanjutnya. Kejadian yang sudah terjadi biarlah terjadi. Ambil pelajarannya.Â
Sedang tidak ingin memikirkan apapun, siapapun dan bagaimanapun. Kamu yang berekspektasi lalu terluka oleh hipotesa yang sudah kamu buat sendiri.Â
Bodoh. Kamu manusia bodoh. Kamu. Iya kamu.Â
Apa yang sudah terjadi ini tidak membuatmu paham? Ha? Malu yang kamu tanggung sendiri itu belum bisa membuat otakmu lebih waras? Pa tersakiti semenyenangkan itu untukmu?Â
Dewasa memanglah bukan tentang umur. Tapi dia sudah berumur. Kamu hanya sejenak berpapasan, kenapa langsung nyaman? Si bodoh yang malang. Merasa seistimewa martabak kacang.Â
Gak usah merasa diistimewakan. Martabak kacang. Kamu yang baru menetas tidak tau apa-apa tentang dunia dalam ambang batas.Â
Dulunya sempat berpikir orang dewasa itu banyak menyimpan rahasia. Apa-apa dipelesetkan. Apa-apa ini itu dulu.Â
Ternyata menjadi dewasa itu bukan tentang banyaknya rahasia yang kamu simpan. Sekarang aku mengerti, itu semua bukan rahasia. Yang dahulunya aku anggap dirahasiakan. Bocil sungguhan.Â