Mohon tunggu...
Khof H
Khof H Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Mari menjadi tidak sederhana!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kamu, Satu dari Seratus Itu

7 Mei 2021   15:54 Diperbarui: 7 Mei 2021   16:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selagi kamu nyaman untuk kebaikan itu, kenapa harus memusingkan mereka yang risih melihat kamu senang?- Ilustrasi pribadi

Bukan rahasia lagi jika kesenangan kita menyilaukan sebagian orang. Bukan untuk iri, sepertinya bukan. Yang dilakukan sebelumnya bukanlah sesuatu hal layak untuk di-iri-kan. Memang menyenangkan, mau bagaimana lagi? Jika tidak dilakukan akan mengganjal di hati dan bertahan sepanjang dia ingin di sana. Apa, apa sebenarnya yang di bahas ini? Kebaikan. 

Baik dan buruk adalah hal yang sangat tipis bedanya dan sangat tergantung dengan konteks situasi dan bagaimana sudut pandangnya. Apa perbedaan yang sangat tipis itu? Untung rugi. Jika itu menguntungkan maka 'baik' pendapatnya, bisa tebak sendiri bukan jika hal tersebut merugikan dia, maka anggapannya pastilah 'buruk'. Aku mengira untung dan rugi itu hanya di dunia perdagangan saja. Ternyata sudah mendarah daging saja ya hehehe...

Beberapa orang terlahir istimewa. Kamu mungkin salah satunya. Berbuat baik itu pilihan bukan? Entah kenapa saat seseorang memita tolong dan diri kita mampu untuk menolongnya tapi tidak di lakukan sungguh menjadi beban tersendiri untuk sebagian orang. Ada yang sependapat? 

Tetaplah jadi dirimu sendiri. Jangan biarkan orang lain menghargai dirimu dengan uang yang sesungguhnya menjadikan mu penjilat atasnya. Ini bukan tentang pendapat orang, persetan dengan orang, ini tentang harga dirimu sendiri. Jauhilah segala sesuatu yang yang mencoreng harga dirimu sebagai manusia. Jika kamu tidak menganggap sebagai manusia badan yang kau bawa itu, siapa yang peduli? Jadilah manusia yang benar-benar manusia. 

Kamu adalah orang baik. Semua hal yang mendukung kebaikan itu harus benar-benar milikmu pribadi. Jangan mengandalkan barang orang lain untuk menyalurkan kebaikan yang tidak bisa engkau tahan. Karena apa? Tidak semuanya akan berpikir itu baik sama seperti yang engkau pikirkan. Jika sudah terlanjur menggunakan barang orang lain, Sudah terlanjur...lain kali gak usah yah sok baik padahal bukan punya sendiri. Gak usah. Jangan minjamkan barang yang bukan milik kamu. 

Aku tau kamu baik, kamu bakal ngasih apa aja yang bisa kamu kasih selagi kamu mampu. Tidak semua orang seperti itu. Hanya ada 1 dari 100. Jika tidak memiliki jangan sok berkuasa untuk meminjamkannya. Jangan. Lain kali jangan. Jangan pernah. Untuk selamanya. Jangan pernah lagi. Ini tamparan buat kamu, yang bakalan kamu ingat sampai kapanpun. Tidak semua orang seperti kamu, jangan menyamaratakan pemahaman tentang pandanganmu mengenai suatu hal dengan pandangan orang lain. Kamu sendiri yang bilang, kalau setiap orang punya pandangan masing-masing dan semua itu dipengaruhi oleh latarbelakang. 

Penolakan itu memang tidak pernah menyenangkan. Bagaimanapun tidak menginginkannya, tetap saja itu tidak hal yang seharusnya terjadi karena mengesalkan.

Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengerti. Kamu orang spesial salah satunya. Bersyukurlah atas semua nikmat yang Allah berikan, jika kelak kamu di berikan kelebihan begitu di masa depan kamu tidak boleh mengulangi sakitnya dikecualikan tanpa kepastian. Sakit yang terus ada untuk di ingat bahwa mereka bukan orang yang harus kamu perhitungkan dalam hidupmu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun