Mohon tunggu...
Humaniora

Sufyan, Kesenian dalam Genggaman

27 September 2016   08:57 Diperbarui: 27 September 2016   10:09 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemuda dapat menjadi salah satu hal penting dalam pelaksanaan serta terlestarikannya sebuah seni tradisional. Banyak pemuda Indonesia yang masih mau peduli untuk terus melestarikan karya seni tradisional yang semakin kesini semakin jarang terlihat eksistensinya. Salah satunya adalah Sufyan, Mahasiswa semester 7 jurusan Manajeman di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini sudah sejak tahun 2007 menyukai serta ikut melestarikan kesenian tradisional di Provinsi Banten dan tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa PANDAWA (Paguyuban Seni dan Budaya Tradisional Mahasiswa UNTIRTA).

Ia mengaku sebagai pemuda Banten sudah seharusnya untuk terus ikut melestarikan dan mengembangkan seni budaya Banten yang ada, karena siapa lagi yang akan melestarikan dan meneruskan seni budaya leluhur jika bukan seorang pemuda. Karena di zaman yang sekarang ini dikhawatirkan dapat dengan mudah budaya dari leluhur terkikis oleh budaya modern.

DEBUS DAN SILAT

Debus dan silat merupakan kesenian yang biasa ia lestarikan. Pemuda yang lahir 25 April 1995 di Serang ini sudah sering tampil di beberapa kesempatan untuk menampilkan kemampuannya melakukan silat dan debus. Pada beberapa kesempatan, ia bersama UKM Pandawa rutin melakukan kunjungan ke beberapa padepokan silat dan sanggar tari di Provinsi Banten.

Selain debus dan silat ia juga menari, sebagai bukti dari prestasinya pemuda yang mempunyai hobi mendengarkan musik, silat dan mnari ini pernah menjadi juara 1 lomba tari kreasi nusantara tingkat umum pada tahun 2015 yang diadakan di Kota Tangerang.

Tidak hanya tergabung dalam satu organisasi seni saja, Finalis Kang Nong Kabupaten Serang tahun 2015 ini juga tergabung dalam beberapa sanggar tari serta padepokan seni tradisional diantaranya padepokan ki terumbu, sanggar raksa budaya, ciwasiat dan wanda Banten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun