Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagianya Mempunyai Momongan

4 Mei 2020   14:40 Diperbarui: 4 Mei 2020   14:49 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi/dok.Romadecade.org

Semua orang yang sudah berumahtangga, hal utama yang paling di damba adalah hadirnya momongan aau anak sebagai buah hati hasil dari cinta kasih suami istri. Kemana-mana, jika orang yang sudah berkeluarga tak ada yang di tanyakan lebih dulu, selain keturunan. "Kamu sudah punya momongan belum?", "Kamu sudah punya anak berapa?". 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul spontan saja pada yang bersangkutan. Jika yang bersangkutan memang sudah memiliki momongan, maka ia akan menjawab dengan enteng. Berbeda dengan yang belum punya anak, apalagi jika usia pernikahan sudah cukup lama, mungkin ia akan menjawab dengan berat hati.

Adik saya, sudah hampir empat tahun ini menikah, namun belum di karuniai anak. Berbagai cara sudah dilakukan, baik berobat secara medis maupun terapi. Namun entahlah, usahanya untuk memiliki sang buah hati yang selama ini ia idam-idamkan belum juga menemui hasil. Mereka hanya berprasangka baik, "mungkin belum saatnya". Kata-kata itulah yang sedikit menjadi penghibur mereka.

Berbicara tentang pernikahan dan momongan, aku juga dulu mengalami hal yang sama. Waktu baru menikah, rasanya kok ga percaya, kalau diri ini sudah menjadi pasangan suami istri. Rasanya baru kemarin kita ini anak-anak, tapi kok ini sudah mempersiapkan mau punya anak?hehe. Dan sekarang tak terasa juga, kami sepertinya sudah pantas untuk memiliki cucu, dunia ini kok rasanya cepat sekali ya?

Memang, begitu kami menikah, keinginan kami hanya satu, ingin memiliki anak. Satu tahun lamanya, bukan waktu yang singkat untuk menunggu. Pikiran kami saat itu jangan-jangan kami tidak bisa mempunyai anak, karena memang di antara keluarga kami masing-masing ada yang tidak bisa mempunyai keturunan (=mandul).

Satu tahun berlalu kemudian, barulah tanda-tanda kehamilan itu muncul. Namun karena waktu itu aku masih bekerja di ibukota dan kandunganku menurut dokter lemah, kemudian aku mengalami keguguran. Setengah tahun kemudian barulah aku mempunyai anak. Walaupun untuk urutan anak ketiga, keguguran kembali ku alami. Alhamdulillah sekarang sudah mempunyai empat anak, ramai rasanya rumah ini dengan celoteh anak-anak.

Masih terbayang dalam ingatanku, bahagianya kami berdua setiap menerima kehadiran anak-anakku. Aku merasa, saat itu akulah orang yang paling bahagia, karena masa masa masa sulit dalam melahirkan telah terlewati. Dan aku juga merasa, saat itu akulah orang yang paling di sayang suami, karena dapat memberikan buah hati untuknya.

Sekarang kami ingin membesarkan anak-anak kami dengan penuh perhatian dan kasih sayang kami, karena anak-anak kami adalah bukti cinta kasih kami, kebanggaan kami, yang kelak akan menjadi penerus kami. Semoga kami bisa menjadi orangtua yang baik bagi anak anak kami, dan semoga kami dapat menjaga amanah yang Allah SWT berikan kepada kami dengan penuh tanggungjawab. Semoga anak-anak kami, kelak menjadi anak yang soleh dan solehah, berbakti kepada Agama, Nusa, dan Bangsa, Aamin.

Selamat kepada sahabat kompasianer yang baru saja mendapatkan momongan, semoga menjadi anak yang solehah, kelak bisa membanggakan kedua orangtuanya, Amiin.

KBC-027/Kombes-Jateng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun