Kekhawatiran warga untuk keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak, membuat jalan-jalan di desa kami sepi. Bukan hanya di jalan-jalan desa, jalan di setiap gang dusun kami juga sangat terlihat lengang.Â
Motor-motor yang biasanya berlalu lalang, semenjak kurang lebih dua minggu ini tidak terlihat adanya keramaian. Kebanyakan warga tinggal di rumah, mereka hanya keluar paling ke kebun atau ke sawah.
Namun kesepian tersebut kemudian pecah dengan adanya suara musik di luar yang terdengar siang itu. Para penghuni rumah pun bergegas keluar, menuju arah suara.Â
Ternyata anak-anak muda dari desa kami sendiri yang membunyikan alat kentongan. Mereka terdiri dari 5 anak, dengan alat kentongan yang di pegang oleh masing-masing anak, sedangkan untuk vokalnya, mereka bernyanyi bersama-sama.
Dengan berbekal kemampuan yang mereka miliki, ternyata mereka mampu menghibur warga yang saat ini sedang mengalami kekhawatiran adanya pandemi corona. Warga menaruh simpatik pada anak-anak muda tersebut, yang mau mencari uang sekedar untuk membeli rokok mereka. Daripada menganggur dan minta uang rokok sama orangtua, begitu pikir warga.
Sepertinya baru pertama kalinya mereka keliling seperti ini di desa kami. Sebelumnya memang mereka keliling dari desa ke desa memperlihatkan kemampuan mereka dalam memainkan alat tradisional kentongan.Â
Walaupun tidak setiap hari, bahkan mungkin seminggu sekali atau sebulan sekali mereka berkeliling, tergantung mood nya  anak muda. Namun dengan adanya wabah Covid-19 ini, mereka mentaati peraturan dengan berkeliling hanya di desa sendiri, itu pun dengan jumlah yang jauh berbeda dengan biasanya, karena sebelumnya sampai 10-15 orang.
Kumpul-kumpul mereka juga bermanfaat. Rupanya mereka menggunakan salah satu rumah dari anak muda tersebut untuk latihan.Â
Jadi kumpul-kumpul mereka bukan di gunakan bukan hanya untuk hura-hura layaknya anak muda pada umumnya, namun waktu mereka gunakan untuk berlatih kentongan. Benar-benar mereka meneruskan kemampuan yang di berikan oleh pelatih mereka yang kini sudah tiada beberapa tahun lalu.
Salut untuk mereka. Semangat mereka memang perlu dukungan dari kita semua, terutama masyarakat sekitar. Daripada mereka hura-hura, lebih baik mereka menciptakan kegiatan, berlatih dan bermain kentongan, menumbuhkan kembali semangat dalam melestarikan budaya seni tradisional.
Nur Khasanah
KBC-027/Kompasianer Brebes