Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Malas Mengajak Balita ke Posyandu

2 Maret 2020   13:20 Diperbarui: 2 Maret 2020   13:29 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 meja kegiatan posyandu | dokpri

Tipe orangtua yang mempunyai anak di bawah lima tahun (balita) agar rajin membawa balitanya ke Posyandu, memang berbeda-beda. Ada yang menganggap kegiatan tersebut sebagai ajang untuk bertemu dan berbagi pengalaman dengan ibu-ibu dan balita lainnya, sehingga selalu semangat untuk hadir. 

Namun ada juga yang masih menganggap kegiatan tersebut hanya membuang waktu, apalagi tidak sedikit anak yang pada saat ditimbang meronta, menangis, ketakutan, atau bentuk protes lainnya yang intinya anak tersebut tidak mau. Dan itu akan dijadikan alasan orangtua untuk tidak hadir di kegiatan posyandu.

Perlukah Balita ke Posyandu?

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan suatu kegiatan yang didalamnya mencakup 5 meja kegiatan, mulai dari pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan.  

Kegiatan posyandu merupakan program dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang sudah dilaksanakan semenjak dahulu, dan pelaksaannya tersebar di seluruh Indonesia.

5 meja kegiatan posyandu | dokpri
5 meja kegiatan posyandu | dokpri
Bagi orangtua yang mempunyai balita, dengan hadirnya secara rutin ke posyandu setiap bulan, maka akan dapat diketahui status pertumbuhan balitanya. Misalkan dalam penimbangan, bulan kemarin 8 kilogram, dan bulan ini ditimbang lagi 8,5 kilogram, berarti ada pertumbuhan yang baik, atau sebaliknya. Demikian juga untuk pengukuran lainnya misal Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala (LIKA), atau Lingkar Lengan (LILA).

Selain kita dapat mengetahui pertumbuhan balita, hadirnya kita ke posyandu juga dapat mengetahui lebih awal atau deteksi dini apabila ada gangguan yang mungkin terjadi pada balita. 

Ya itu tadi, jika pengukuran yang dilakukan kemudian hasilnya menurun atau bahkan melebihi, maka balita dinyatakan pertumbuhannya kurang baik, bisa karena gizi buruk (gibur), gizi kurang (gikur), atau bahkan kelebihan, obesitas misalnya.

Nah dari situ, maka bidan atau petugas kesehatan akan memberikan upaya untuk mengatasinya.

Ibu Balita juga akan mendapatkan penyuluhan tentang asupan gizi untuk pertumbuhan balitanya. Sebagaimana tercantum di dalam buku panduan kesehatan ibu dan anak atau buku KIA, disitu sudah tercantum jenis asupan gizi dan juga makanan tambahan yang harus diberikan sesuai dengan umur balita mulai 0 bulan sampai dengan 5 tahun. 

Demikian juga dengan perkembangan anak pun ada dalam buku KIA tersebut. Maka sebagai ibu balita harus rajin mempelajari buku tersebut, dan bila ada yang kurang jelas, tanyakan ke petugas kesehatan, dengan senang hati bidan atau petugas kesehatan akan memberikan penyuluhan tentang hal-hal kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun