Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kucing-kucing Anakku Sayang

1 Maret 2020   15:08 Diperbarui: 1 Maret 2020   15:11 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain-main dengan kucing kesayangan/Dokpri

Berbicara dengan hewan peliharaan,.maka saya ingin menuliskan pengalaman saya kepada pembaca, atau mungkin lebih tepatnya pengalaman anak-anak saya. Ya, anak-anakku perempuanku memang suka sekali dengan kucing, berbeda dengan anakku yang laki-laki.

Setahun yang lalu, adikku perempuan menikah. Adikku juga suka kucing, dan waktu itu ia memelihara seekor kucing Anggora. Karena belum juga dikaruniai momongan, dan khawatir nantinya terkena virus toxoplasma yang disebabkan oleh binatang peliharaan tersebut, maka kucing tersebut diserahkan ke anak saya untuk di pelihara. 

Memang kucingnya sangat agresiv, bila dilepas dari kandangnya, maka akan berlari kencang kesana kemari, namun selalu jinak jika dipegang dan dimasukkan kembali ke kandang.

Suatu hari, kucing tersebut berlari kencang ke arah bukit yang tak jauh dari rumah, namun setelah di cari-cari ternyata kucing tersebut tidak ketemu. Mungkin diluar sana ada yang memegang dan membawanya, sehingga kucing tersebut tidak bisa kembali. Kami hanya bisa pasrah.

Bermain-main dengan kucing kesayangan/Dokpri
Bermain-main dengan kucing kesayangan/Dokpri
Beberapa waktu kemudian, anak pertamaku yang waktu itu masih duduk di bangku SMA, tahu-tahu pulang sekolah membawa kucing putih berbulu panjang dan lebat ke rumah, katanya kucing Persia yang di dapat/di beli dari temannya. 

Dipeliharanya kucing tersebut, diberinya makan, dan setiap minggu dimandikan, dan diberinya nama kucing tersebut Chester. Ya Allah sampai sebegitu sayangnya anak-anakku sama kucing.

Dan mungkin karena sayangnya anak-anakku sama kucing itulah, membuat banyak kucing-kucing lain yang masuk kemudian betah di rumah. Saya sendiri kadang geli melihat anak saya yang kecil sering menggendong kucing dan mengajaknya bermain. 

Sampai suatu saat, budhenya membawa kucing tersebut ke pinggir hutan dengan alasan agar tidak kembali ke rumah, sehingga anak-anak saya bisa lepas dari kucing- kucing tersebut

Kurang lebih 2 bulan berlalu, tiba-tiba kucing-kucing tersebut datang kembali ke rumah. Kami sempat kaget, karena mereka langsung masuk ke rumah seperti biasa yang dilakukan sebelumnya. Saya heran, ko bisa mereka kembali, tidak nyasar, padahal jarak rumah dari pinggir hutan cukup jauh. 

Anak-anakku pun kelihatan gembira, karena ternyata setelah beberapa bulan di rumah, kucing tersebut melahirkan 3 anaknya yang mungil. Hingga sampai sekarang, rumah kami tak sepi dari kucing, baik Chester maupun kucing-kucing yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun