Mohon tunggu...
Nurkhasanah
Nurkhasanah Mohon Tunggu... Guru - Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI)
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mewakili Suara Milenial Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengecam Demo Ricuh Berujung Aksi Kekerasan Penolakan DOB

13 Maret 2022   11:47 Diperbarui: 13 Maret 2022   11:51 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Document Pribadi

Di alam demokrasi, aksi demonstrasi merupakan wujud kebebasan berekspresi, dan itu dilindungi oleh undang-undang. Namun jika aksi demonstrasi berujung kericuhan apalagi menjurus ke dalam kekerasan, hal itu telah mencederai kebebasan berekspresi.

Kami, Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI) yang merupakan bagian kekuatan civil society, sering terlibat dalam aksi. Namun kita selalu mengusung aksi damai tanpa ada rusuh apalagi menjurus kekerasan. Kami sangat menyayangkan terjadi kerusuhan dan kekerasan yang dilakukan oleh massa aksi demonstrasi yang menyuarakan penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.
 
Aksi demo diperparah oleh sebagian oknum yang mengibarkan bendera bintang kejora di depan Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Tak cuman itu, mereka melakukan pemukulan trhadap Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Ferikson Tampubolon yang sedang melakukan tugas pengamanan, Jumat (11/3/2022).

AMMI menghargai segala perbedaan. Namun Kami mengecam keras aksi demo yang diwarnai dengan provokasi dan kerusuhan apalgi pemukulan terhadap aparat yang sedang menjaga keamanan. Bahkan korban tersebut kini harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

Mahasiswa sebagai the agent of change (agen perubahan) mestinya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang mengedepankan aspek kemanusiaan. Sebab itu, dialog harusnya menjadi poin yang dituju dalam aksi demonstrasi tersebut. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa beradab dan berkebudayaan.

Beruntung aparat kepolisian tidak tersulut emosi yang dilakukan aksi massa. Kerusuhan yang muncul waktu demonstrasi itu tentu akan memancing aparat agar berbalik bertindak tegas, lalu akan ada tuduhan bahwa polisi melanggar HAM. Namun hal itu tidak terjadi, karena aparat yang berjaga bisa menahan emosi dan tetap menjaga ketertiban dan nama baik Lembaga.

Menurut Polda Metro Jaya, diketahui bahwa palaku pemukulan kepadada Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat adalah mahasiswa Papua bernama Alpius Webda alias Maikel Wali. Dalam pemeriksaan, Alpius telah mengakui perbuatannya dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dan kini telah ditahan.

AMMI mempertanyakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang seolah menutup mata dan telinga seolah tidak terjadi apa-apa pada aksi menolak DOB. Dimana peran Komnas HAM yang suaranya selalu melempem kalau korbannya Polisi atau TNI, namun selalu ramai di media kalau korbannya KKB atau mahasiswa pro OPM?

Dalam kaitan ini, AMMI mengapresiasi kepada Deputi V KSP, Jaleswari Pramodhawardani, yang melakukan respon cepat terkait kericuhan yang terjadi pada unjuk rasa mahasiswa Papua di depan Kemendagri. AMMI sepakat tegas dukungan KSP yang menyatakan bahwa aparat keamanan yang bertugas harus dihormati, karena mereka sudah memberikan kesempatan kepada massa aksi menyampaikan aspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun