Mohon tunggu...
Politik

Jum'at Putih 4 November 2016

30 Oktober 2016   10:54 Diperbarui: 30 Oktober 2016   11:00 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lupakan ahok, lupakan Jokowi, lupakan Habib Rizieq, lupakan SBY, Prabowo, Megawati, Amien rais dan seterusnya.

Mari putihkan 4 November, seputih hati kita yang hanya membela Kalam Suci.

Berjuta perdebatan tentang salah atau tidaknya Ahok sudah menjadi tak penting, yang terpenting adalah Fahri Hamzah ternyata bisa satu barisan dengan Shohibul Iman, atau Fadli Dzon ternyata sehaluan dengan Indra Jaya Piliang, Irfan Awwas ternyata selaras dengan Arifin Ilham, atau, bahkan Ahmad Dhani-pun ternyata cs dengan Munarman, semestinya menyadarkan tokoh-tokoh muda islam ini bahwa Ummat ini harus tetap dalam agenda bersama meninggikan kalimah syahadat Rahmatan lil'alamin. 

Seberingas apapun Munarman pada Ahmad Dhani, ketika Kitabullah menyatukan mereka, sekat profesi, latarbelakang organisasi, perbedaan pemikiran, luntur seketika. Begitupun Fahri yang sedang dalam sengketa hebat dengan Shohibul Iman, tersungkur sujud dalam Kalam Tuhan, sesosialis apapun Fadli Dzon atau Se-orde baru apapun Indra Jaya piliang tak bisa menahan rindu pada Ukhuwah, Kekerasan jalan Irfan Awwas ternyata menyatu dalam kelembutan Arifin Ilham.. oh Indahnya.

Tentu, Zainal Majdi, khusu' dalam doa sucinya, seperti Ridwan Kamil tetap siaga dalam sujudnya, Tri Risma dalam Tahjjudnya, atau Abdullah Azwar Annas dalam dzikirnya dengan airmata berharap 4 November benar-benar putih seputih hati mereka putera-puteri islam ini yang berjihad setiap hari demi membuktikan bahwa Islam tak sekedar Indah tapi membahagiakan, meski dalam perjuangan ini akan selalu ada semisal Nusron yang lucu, atau Guntur Romli yang genit, seprti pula Ulil yang aneh, mereka tetap putra islam yang menjadi pemberi rasa da'wah, dan memperkaya khazanah jihad nan suci ini.

Momentum putih 4 November, adalah pembuktian bahwa estafet kepemimpinan ummat ini akan memulai babak baru, dalam kemasan dunia yang berbeda, ditangan anda tokoh-tokoh muda putera-puteri islam masa depan Ummat ini dibebankan.

Latar belakang politik, PDIP, Golkar, Gerindra, PKS, dan seterusnya menjadi tak relevan di Jumat besok, entah NU entah Muhammadiyah, atau Salafi menjadi tak berarti di putihnya hati kaum muslimin yang khusyu' dalam menemukan peta baru dalam membuat Indonesia yang Baldatun Thayyibatun wa Robbun Ghofur.

Seandainya kita otopsi hati Muhammad Natsir, atau jantunganya Gus Dur, yang akan kita temukan hanya Cinta, cinta pada ummat ini.

Momentum putih 4 November tentu dinanti dengan harap-harap cemas oleh segenap kaum muslimin, baik yang tergusur ataupun menggusur kalijodo atau kampung Pulo, begitupula kaum muslimin, yang kekeringan atau kebasahan karena Reklamasi, mari bergembira menyambut datangnya era baru.

Ayahanda Habib Rizieq, Mbah Amien, Kyai Hasyim, Pak Din atau Kyai Aqil, adalah orang-orang tua kita, yang telah berjuang dengan cara masing-masing, tetaplah kita dudukkan secara terhormat dengan segala kontroversinya, terlalu kejam membebankan prjuangan yang makin berat ini dipundak-pundak tua mereka yang lelah.

Jumat Putih 4 November 2016 akan dikenang sebagi momentum ukhuwah kaum Muda Muslim yang dibimbing para Ulama menuju gerbang Indonesia yang berkemajuan, semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun