Mohon tunggu...
Nur Asia Jumma
Nur Asia Jumma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah dan Tantangan Kesehatan di Indonesia saat ini

21 Agustus 2024   20:19 Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:24 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta - Saat ini Negara Indonesia sedang menghadapi triple burden / beban tiga kali lipat berbagai masalah penyakit :

  • Adanya Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging seperti Covid 19.
  • Penyakit Menular belum teratasi dengan baik dan
  •  Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung naik setiap tahunnya. Akibatnya dapat dilihat dari Porsi pengeluaran kesehatan Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif.

Tantangan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah terkait dengan Penyakit Tidak Menular (PTM). Angka PTM sejak tahun 2010 mulai meningkat. Pola makan, pola asuh, pola gerak dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula dan tinggi lemak diikuti gaya hidup sedentary lifestyle, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, stress dan kurangnya istirahat memicu timbulnya penyakit Hipertensi, Diabetes Militus, Obesitas, Kanker, Jantung, dan hiperkolesterol dikalangan Masyarakat Indonesia. Upaya kita harus terus menekan angka kejadian PTM supaya rendah dalam rangka mendorong pencapaian target pembangunan kesehatan termasuk target SDGs 2030.

Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, PTM menjadi penyebab utama dari beban penyakit. Pembiayaan kesehatan sebanyak 23,9% - 25% untuk pengeluaran penyakit katastropik. Pengeluaran katastropik akan terus meningkat seiring meningkatnya angka PTM. Empat penyakit katastropik tertinggi yaitu : Jantung, Gagal Ginjal, Kanker dan Stroke.

Riset Burden of Diseases, 2018 melaporkan bahwa penyebab kematian telah terjadi perubahan penyebab kematian dari tahun 1990 -- 2017. Stroke masih menempati urutan teratas dikemudian disusul dengan Ischemic Heart Diseases, Diabetes Melitus (DM) dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) semakin meningkat. Data ini memperkuat bahwa Penyakit Tidak Menular akan terus meningkat dan sebagian besar dialami pada usia produktif sedangkan Tuberkulosis (TB) bergeser menjadi penyebab kematian ke-4, walaupun terjadi penurunan, namum penyakit ini perlu diperhatikan karena karakteristik tempat kerja yang spesifik seperti berkumpul dalam satu komunitas selama minimal 8 jam/hari dalam satu ruangan yang sama sehingga dapat mengakibatkan tingginya risiko penularan TB di tempat kerja. Tahun produktif yang hilang akibat kematian dini (Year of Lived Lost/YLL) dapat disebabkan karena kecelakaan akibat kerja.

Berdasarkan hasil studi TNP2K dengan data dari BPJS, jumlah kasus dan pembiayaan penyakit katastropik dari tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami kenaikan. Tahun 2014 terdapat 6.116.535 kasus dengan total pembiayaan sebesar Rp 9.126.141.566.873 (9.1 Trilyun), Sedangkan pada tahun 2018, angka kasus menjadi 19.243.141 kasus dengan jumlah pembiayaan Rp 20.429.409.135.197 (20,4 Trilyun). Penyakit ini banyak dialami oleh usia di atas 50 tahun. Namun berdasarkan hasil Riskesdas 2018 mendapatkan bahwa usia kelompok dewasa (mulai 20 -- 49 tahun) sudah banyak yang terkena PTM. Porsi pengeluaran kesehatan Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif

Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang sebenarnya kita cegah (preventable disease), dengan mengenali faktor risikonya dan merubah gaya hidup yang lebih sehat, dengan cara CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress).

Untuk menjawab permasalahan dan tantangan kesehatan dimasa pandemi, maka diperlukan Strategi yang harus ilakukan yaitu : a. Memperkuat Kemampuan Edukasi dan Komunikasi dimana saja dan kapan saja tentang pentingnya pencegahan dan pengendalian PTM berupa : Edukasi melalui media cetak dan elektronik,sosial mediam, virtual zoom iklan layanan masyarakat, atau tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, b. Memperkuat Jejaring Kemitraan dengan menanamkan pemahaman yang sama tentang pentingnya membangun dan menggalang kemitraan melalui pentahelix, baik antar sesama profesi kesehatan maupun dengan mitra potensial yang memiliki visi dan misi yang sama dalam program penanganan pencegahan dan pengendalian PTM di lapangan. c. Memperkuat Pemberdayaan Masyarakat dengan mencari pola dan strategi yang sesuai dengan karakteritik dan sosial budaya masyarakat, dalam rangka merancang penggerakan masyarakat, termasuk bagaimana strategi menyampaikan pesan kesehatan agar masyarakat tahu, mau dam mampu mematuhi dengan penuh kesadaran untuk dijadikan kebiasaan dan gaya hidup berperilaku hidup bersih dan sehat sehari -- hari.

 Sumber: https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-kesehatan-indonesia-saat-ini#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun