Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dan berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia dalam penggunaan sehari-hari cenderung menggunakan ragam dan formal atau tidak resmi yang tidak termanifestasi dengan penggunaan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa daerah. Penggunaan bahasa resmi  terabaikan dalam  ranah formal seperti salah satunya di sekolah. Namun meskipun bahasa tersebut merupakan bahasa yang mudah dipahami, ada beberapa ragam problematika dalam bahasa Indonesia.Â
Seperti contohnya (1) Variasi dialek: Bahasa Indonesia memiliki banyak variasi dialek di berbagai daerah, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam pemahaman antar penutur asli dari daerah yang berbeda. (2). Pengaruh bahasa daerah dan bahasa asing: sebagai suatu bangsa yang hidup dan dipakai oleh rakyat yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang masing-masing mempunyai bahasa daerah, bahasa Indonesia tentu menerima pengaruh dari bahasa daerah, Â seperti dari bahasa Sunda, Jawa, Â Minangkabau. Â Selain itu, dalam pergaulan dengan bangsa asing, pengaruh bahasa-bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dalam media massa, teknologi, dan budaya populer dapat mengubah struktur dan kosa kata bahasa Indonesia. Dengan demikian, pengaruh bahasa daerah dan bahasa asing dalam bahasa Indonesia adalah hal yang lumrah dan sebagai bukti bahwa bahasa Indonesia sedang bertumbuh dan berkembang.Â
Pengaruh itu diperlukan untuk menambah pembendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Jadi, sikap menutup diri dari pengaruh bahasa lain justru amat merugikan perkembangan bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa yang modern dan sempurna. Bahasa Inggris saja pada tahap perkembangannya banyak mendapat pengaruh dari bahasa asing. Bahkan, yang pernah dihitung kata-kata ambilan dari bahasa asing yang terdapat dalam bahasa Inggris jauh lebih besar jumlahnya dari kosakata bahasa Inggris asli. Â (3). Pemertahanan keaslian: Upaya untuk mempertahankan keaslian dan kekayaan bahasa Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi dan modernisasi merupakan tantangan tersendiri. (4). Kesenjangan sosial: Perbedaan status sosial dan pendidikan dapat memengaruhi penggunaan dan pemahaman bahasa Indonesia, menciptakan kesenjangan komunikasi. (5). Kurangnya literasi bahasa: Kurangnya kesadaran akan pentingnya literasi bahasa dan kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas dapat menghambat kemampuan masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Untuk mengatasi problematika dalam bahasa Indonesia, ada beberapa hal yang harus dilaksanakan sebagai berikut
1.Peningkatan Pendidikan Bahasa: Meningkatkan pendidikan bahasa Indonesia dari tingkat dasar hingga tingkat lanjutan, termasuk pengajaran tata bahasa yang benar dan pemahaman yang baik tentang struktur bahasa.
2.Pengembangan Sumber Daya: Mendorong produksi dan distribusi sumber daya pendidikan, seperti buku teks, kamus, dan materi pembelajaran digital, untuk memfasilitasi pemahaman dan penggunaan bahasa yang baik.
3.Penyuluhan dan Kampanye: Mengadakan kampanye kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta memberikan penyuluhan tentang tata bahasa yang benar kepada masyarakat luas.
4.Penggunaan Bahasa di Media Massa: Mendorong media massa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam publikasi mereka, sehingga masyarakat dapat terpapar dengan contoh yang baik.
5.Pembinaan Bahasa di Lembaga Pemerintah: Memastikan bahwa lembaga pemerintah mematuhi standar bahasa Indonesia yang benar dalam komunikasi resmi mereka, termasuk dalam penyusunan kebijakan dan peraturan.
6.Penelitian Bahasa: Mendorong penelitian yang berkaitan dengan bahasa Indonesia untuk memahami lebih dalam tentang perubahan dan tantangan yang dihadapi dalam penggunaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H