Badan pusat statistik (BPS) mengungkapkan bahwa hampir 10 juta penduduk Indonesia generasi z berusia 15-24 tahun menganggur atau tanpa kegiatan (not in employment, education, and training/NEET).
Data diatas menunjukkan maraknya pengangguran diakalangan gen z yang menjadi ancaman serius bonus demografi menuju Indonesia emas 2045. Jumlah pengangguran yang signifikan dikalangan gen z bisa disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah sebagai berikut:
Ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan industri adalah masalah umum yang dapat mempengaruhi efisiensi dan perkembangan ekonomi. Hal ini terjadi ketika keterampilan dan pengetahuan yang diajarkan dalam sistem pendidikan tidak sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri atau pasar kerja.
Beberapa penyebab ketidaksesuaian ini meliputi:
1. Kurangnya Keterlibatan Industri dalam Kurikulum: Kurikulum pendidikan sering kali tidak diperbarui secara berkala untuk mencerminkan kebutuhan industri yang berubah. Keterlibatan industri dalam merancang dan mengevaluasi kurikulum dapat membantu mengatasi masalah ini.
2. Perubahan Teknologi yang Cepat: Kemajuan teknologi yang pesat sering kali membuat keterampilan yang diajarkan menjadi usang dengan cepat. Pendidikan harus bisa menyesuaikan dengan perubahan teknologi untuk memastikan relevansi keterampilan.
3. Kekurangan Fokus pada Keterampilan Praktis: Pendidikan formal sering kali lebih fokus pada teori daripada keterampilan praktis yang diperlukan di tempat kerja. Pendekatan berbasis praktik dan magang dapat membantu mengatasi masalah ini.
4. Kesenjangan dalam Pendidikan Keterampilan: Kadang-kadang, ada kesenjangan antara keterampilan teknis dan keterampilan lunak seperti komunikasi dan kepemimpinan. Kedua jenis keterampilan ini penting di tempat kerja.
5. Kurangnya Penyesuaian dengan Tren Pasar: Pendidikan harus bisa mengikuti tren pasar dan kebutuhan industri yang berubah. Penyesuaian yang lambat dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara lulusan dan kebutuhan pekerjaan.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan termasuk memperkuat kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri, memperbarui kurikulum secara berkala, serta memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan berkelanjutan bagi tenaga kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H