#Religi
Memangnya aku ini apa? Mahkluk sejenis demonkah sehingga perempuan itu tak berani melirik apalagi menyentuhku? Aku yang berada di luar tak diacuhkannya sama sekali! Ah, sudahlah. Bukankah itu sudah biasa!
Menjelang sore, sesudah ashar. Aku masih sibuk menikmati sisa sinar mentari di luar. Lalu ada suara mobil memasuki pekarangan. Dan wanita itu melangkahkan kaki menuju pintu rumah ini.Â
"Lagi-lagi setiap aku datang, begini!" omelnya.
Kau yang mendengar grasa-grusu di luar, langsung menyambut dan mencium tangannya dengan takzim.
"Tak rapi, berantakan!"Â
Tanpa memperhatikan makiannya, engkau menuju dapur. Mengaduk dua gelas susu. Lalu segera keluar lagi dengan nampan di tangan.
"Minum dulu, Bu!" katamu sambil memindahkan dua gelas susu itu.
Aku tertawa dalam hati. Percuma kau buatkan, karena pasti dia tak akan meminumnya, seperti hari-hari yang sudah.Â
"Nggak usah! Aku ke sini cuma mau menjemput Dika sama Arini saja." Ucapannya sinis mengiringi matanya yang menyelidik ke dalam. "Mana kedua cucuku itu?"Â
Tuh kan? Apa kataku barusan! Huh, ingin sekali rasanya aku meninjunya.