#Teenlit
Namaku Alma. Aku cantik. Nggak percaya? Tanya aja mamaku. Kalau masih nggak yakin, dateng sini pagi-pagi. Terus dengerin si Dara. Itu, loh. Burung beoku yang setiap matahari nongol dia selalu bilang, "Pagi cantik, pagi cantik." Tapi biasanya sih itu modus doang. Supaya dikasih makanan sama susu.Â
Sudah beberapa hari ini aku lagi bete sama seseorang. Siapa? Tuh, si Melia. Orang yang selalu mengaku-ngaku sebagai sahabatku. Dulu aku memang ngagumin dia. Sampe segala sesuatu yang dia punya, aku beli juga. Tapi sekarang, hufft, sorry, dia harus kuremove! Istilahnya, elo gue N! Alias ane wa ente, sodaqallahul azim!
"Alma, kenapa bengong? Ayo cepat, jawab pertanyaan ibu!" Tiba-tiba suara itu menyentakkanku dari lamunan.
"Eh, oh, i-iya, Bu ...," jawabku kebingungan. Apaan sih pertanyaan Bu Marta? Aku sama sekali nggak dengar tadi.
Diam-diam seseorang menyodorkan sebuah kertas kecil bertuliskan 'teori gravitasi, Sir Isaac Newton' di atas mejaku.
"Mmm, teori gravitasi ya Bu? Sir Isaac Newton," jawabku ragu-ragu.
"Yap. Tepat sekali," sahut Bu Marta sambil mengangguk ke arahku dari tempat duduk beliau. Kemudian memberikan pertanyaan lain kepada siswa yang lain lagi.
Huft, selamat, pikirku. Tapi siapa yang memberikanku bantuan tadi? Aku menoleh. Tak salah lagi, Melia! Huh, dia melambaikan tangannnya sambil tersenyum. Dia lagi, dia lagi.Â
***
Dengan semangat empat lima aku mengajak beberapa teman belajar kelompok. Tugas dari Bu Marta kali ini susah banget. Untung si Lisa, Aura, dan Genta mau gabung.