Mohon tunggu...
Nur Jannah
Nur Jannah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Hobi membaca fenomena dan menulis alam, memasak, travelling dan merencanakan masa depan anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rintihan Seorang Duda

26 Februari 2023   15:59 Diperbarui: 26 Februari 2023   16:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Sakitnya Tuch Di Sini!

Sebagai pria paruh baya dan hidup sendiri, aku merasa membutuhkan istri. Sudah pernah sekali berumahtangga, dulu.Dia meninggalkanku membawa serta putra tunggal kami.

Bukannya aku tak mau menemui anak satu-satunya. Tapi jijik membuatku mual setiap melihat wajah ibunya. Istri macam apa yang meninggalkan suami di kala lemah. Terpesona oleh kemapanan laki-laki lain.

Memang betul secara agama sah saja jika ia menggugat-ceraiku. Namun, sebagai orang yang pernah menyayangi, memiliki anak pula, rasanya batinku tak terima diperlakukan begini.

Kucoba perbaiki diri. Dipicu oleh amarah setiap ingat penghianatannya, akhirnya kini berhasil memiliki pekerjaan tetap. Menjadi karyawan di sebuah perusahaan negara. Rumah dan mobil pun berhasil kubeli.

Rasanya ada kebanggaan tersendiri saat aku sampai di titik ini. Saat dulu mantan istriku menuntut.

Namun sayang, sangat jauh terlambat. Rasa sakit hati ini tetap saja tak mau pergi.

Beberapa teman dan sahabat sering mengingatkan, takdir harus diterima ikhlas. Takdir tak ditulis tangan sendiri. Namun entah mengapa, masih saja ada perasaan kecewa dan sakit hati tiap ingat mengapa dulu aku harus jatuh. Lalu ditinggal oleh impianku yang sudah tergenggam di tangan.

Tuhan, ampuni aku. Terlalu pedih mengingat masa laluku.

Sudahlah, kucoba berkenalan dengan beberapa wanita. Ini sedikit menghibur hati. Namun setiap hubungan mulai serius, mereka mulai saja menunjukkan sifat persis mantan istriku, matre.

Aku jadi berpikir dua kali. Jangan-jangan wanitaku berikutnya akan lebih parah dari mantan istriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun