Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RoseRTC] September Kupu-Kupu

15 September 2016   02:36 Diperbarui: 17 September 2016   23:36 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Apa yang terpikir olehmu ketika melihat kupu-kupu. Perubahan dari telur, kepompong, ulat/lava dan kemudian menjadi kupu-kupu. Benar proses perubahan atau lebih tepatnya sebuah metamorfosis itulah yang selalu menarik dari seekor kupu-kupu. Metamorfosis kupu-kupu inilah membuatku belajar dan yakin suatu saat kehidupan akan lebih baik. 20 tahun sudah usia kulalui dengan segenap capaian prestasi yang cukup banyak namun citra diriku  di depan ibu tetap saja kepompong yang tak berarti. Ibu lebih menyintai 2 kakak perempuanku dengan segenap perhatian, tawa, pujian serta harta benda. Bagi ibu aku hanyalah cinderella si upik abu dan bukan siapa-siapa.

Acapkali aku bercermin menatap wajahku.  Mengapa  ibu selalu mengatakan bahwa aku buruk rupa. Acapkali aku introspeksi bagaimana sifatku sebenarnya, rasanya aku baik . Namun mengapa ibu selalu bilang aku tak tahu diri. Boleh jadi aku hampir terbang menjadi seekor kupu-kupu di luar sana, namun di rumah terkhusus lagi di depan ibu aku tetaplah kepompong yang tak berarti. Mungkin kalian akan ikut memakiku seolah aku anak tak berbakti, namun ijinkan buanglah makian kalian dan prasangka buruk tentangku. Karena di hati kecilku aku sangat cinta pada ibu. Rasa cinta inilah membuatku tetap tegar dan kuat meski di rumah aku hanya sosok kepompong yang tak berarti.

Tahun ini genap 20 tahun usiaku, 1 September 2016. Entah mengapa bulan September sangat istimewa buatku. Selain bulan kelahiran, bulan ini juga bulan keberuntunganku. Aku sering mendapatkan sahabat baik, hadiah kejuaraan bahkan keberuntungan-keberuntungan kecil di bulan ini, sehingga tak salah jika kukatakan bahwa aku cinta September. Di September ini tetap ada yang istimewa karena ada beberapa sahabatku yang selalu mengingat hari lahirku. Sejak pagi hp ku sibuk dengan masuknya beberapa pesan baik sms, WA maupun line. Namun aku memang sedang ingin sendiri. Sendiri aku meninggalkan rumah untuk menuju rumah Miwa[1], kakak almarhum papa. Aku ingin tahu lebih banyak tentang papa, dan aku ingin tahu mengapa ibu membenciku.

“Miwa, aku resah dengan kebencian ibu padaku”

“Kamu sudah dewasa Ayu,  mirip sekali dengan almarhum papamu. Kini sudah saatnya Miwa cerita mengapa demikian. Namun apakah kamu siap?”

“Hari ini Ayu genap 20 tahun Miwa, Ayu bukan anak kecil lagi. Ayu ingin kabut misteri ini terkuak, Ayu sudah nggak kuat lagi Miwa”

“Cerita yang menyakitkan Ayu, cerita duka dan lara. Ibumu membencimu karena ada pergolakan psikologis disana”

Miwa diam, air matanya meleleh di pipinya yang lembut. Miwa memang cantik seperti juga almarhum papa yang ganteng. Keluarga papa dianugerahi penampilan fisik yang jauh diatas rata-rata juga keberuntungan dari segi ekonomi. Keluarga papa  juga alim dan berpendidikan.

“Miwa, teruskan. Biar semuanya jelas”

Miwa masuk ke kamar, tak lama Miwa kembali dengan membawa sebuah kotak kayu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun