Terima kasih kau telah bersedia meluangkan waktumu untuk membaca suratku. Aku pasrah entah kau tertawakan atau kau campakkan kertas surat ini. Itu semua kuserahkan padamu. Jelasnya aku telah puas , kau telah tahu dan paham isi hatiku
Terima kasih Diaz, kau makin tumbuh jadi sejatinya bidadari. Jujur Diaz, suatu saat di kehidupan kekal sana bolehkah aku bertetangga saja denganmu (agar setiap hari aku dapat memandang hijabmu, dan mendengar lantunan merdu tilawahmu dari sudut jendela rumahku).
Wassalam
Casablanca, Â 15 oktober 2016
Aku yang selalu menyintai & mengagumimu
(Mochammad Oktario)
..............................................................................................
Diaz menghela nafas membaca surat tersebut. Surat yang dikirim dari Casablanca Maroko 20 Oktober yang lalu via jasa Pos. Entah darimana Okta, sahabatnya semasa SMP dulu tahu alamatnya. Sedang asyik dalam ragu yang makin membumbung masuklah pesan WA bertubi-tubi. Diaz coba membukanya, WA Group SMP nya tertera 20 pesan yang belum dibaca
‘Telah berpulang ke rahmatullah, sahabat kita Mochamad Octario tadi pagi jam 09.00 Waktu Maroko. Jenazah akan dikebumikan di Casablanca sesuai pesan almarhum. Mohon doa segenap sahabat agar almarhum husnul khatimah dan diterima disisi Allah swt’
‘Ybs adalah salah satu Seniman Lukis yang sukses di negeri orang , tidak meninggalkan keluarga karena hingga saat terakhir hidupnya ybs berstatus lajang’
‘Inna lilahi wainna ilaihi raji’un, al fatihah buat almarhum’