Mohon tunggu...
Nurjanah
Nurjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perbedaan Latar Belakang Namun Memiliki Kesempatan Belajar yang Sama

2 Juni 2022   11:01 Diperbarui: 2 Juni 2022   11:06 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hy!Hy!Hy sobat Kompasiana, aku hadir kembali setelah beberapa lama tidak menulis, jadi pada tulisan kali ini itu aku mau membahas tentang perbedaan latar belakang, namun memiliki kesempatan belajar yang sama, pasti penasarankan? Langsung aja simak penjelasannya di bawah ini!!!

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Menurut Garnida (2015: 48) pendidikan inklusif merupakan sistim penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan tertentu dan anak-anak lainnya yang di satukan dengan tanpa mempertimbangkan keterbatasan masing-masing.
Menurut Hildegun Olsen (Tarmansyah, 2007;82), pendidikan inklusi adalah sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik atau kondisi lainnya.
Di zaman sekarang hal yang mengenai di satukannya anak-anak yang memiliki kelebihan bakat sudah jarang terjadi, ini mungkin dikarenakan ada beberapa sekolah yang tidak bisa menyediakan alat-alat yang di butuhkan oleh anak-anak yang berkelebihan bakat tersebut, sekolah hanya menyarankan anak-anak tersebut untuk masuk ke sekolah yang di mana semua muridnya sama seperti anak tersebut.
Di Indonesia sendiri ada 2.250 sekolah untuk anak berkebutuhan khusus data tersebut di ambil pada tahun 2020/2021, namun untuk pendidikan inklusi pada tahun 2020 hanya 99 ribu sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi, sesuai dengan Permendikbud nomor 70 tahun 2009, menyatakan bahwa pendidikan inklusi memiliki tujuan agar dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang merupakan penyandang disabilitas.
Namun ada beberapa anak yang berkelebihan bakat tidak mau untuk melanjutkan sekolah atau bahkan tidak mau dari awal untuk bersekolah, pada hakikatnya anak-anak yang memiliki kelebihan bakat berhak dan sama haknya dengan anak yang lain untuk menempuh pendidikan, karena di Indonesia telah disediakan tempat untuk bisa bersekolah, menyalurkan hobi tanpa ada tekanan dari pihak mana pun. 
Akan tetapi jika telah difasilitasi oleh pemerintah tergantung kepada diri anak tersebut, jika tetap tidak mau atau belum siap untuk belajar biarkan anak tersebut memahami dirinya sendiri dan memahami akan pentingnya sebuah pendidikan walaupun anak tersebut memiliki kekurangan.
Menurut artikel yang saya baca ada beberapa siswa yang bisa bergabung ke pendidikan inklusi yaitu anak yang tunarungu, tunanetra, tunawicara. 
Dengan adanya pendidikan inklusi manusia yang normal pada umumnya akan belajar menghargai diri sendiri dan bisa menghormati orang yang tanpa membeda-bedakan latar belakang yang ada, pendidikan inklusi juga mengajarkan kepada kita bahwa adanya perbedaan dalam pendidikan membuat kita tersadar betapa beruntungnya diri kita masih bisa berjalan, melihat, dan berbicara dengan baik tanpa bantuan alat. 
Hal tersebut juga mengajarkan kepada kita akan rasa peduli yang tinggi terhadap sesama makhluk tuhan, karena semu memiliki hak dan kesempatan yang sama bahwa pendidikan itu penting untuk masa sekarang dan masa depan, anak-anak yang normal pada umumnya harus belajar bahwa kesempatan yang ada jangan disia-siakan, kita dapat belajar dari anak berkebutuhan khusus yang mau dan tetap ingin lanjut mengenyam dunia pendidikan masih semangat dalam menjalani pembelajaran walaupun adanya kekurangan dan membuka mata bahwa dengan adanya ilmu kita dapat memperoleh apa yang di inginkan, jangan pernah berhenti untuk belajar dan ubah dunia dengan ilmu yang kita peroleh dari pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun