Mohon tunggu...
NURJANAH
NURJANAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA, Prodi Bimbingan Dan Konseling Islam, Bismillah menjadi Konselor yang profesional

Mahasiswa Aktif Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Prodi Bimbingan dan Konseling Islam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Aku adalah Ribet yang Patut Dipertanyakan"

13 Oktober 2024   18:46 Diperbarui: 13 Oktober 2024   18:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Daradjat (1991) menyebutkan bahwa ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, baik pengetahuan dan perbuatan serta menghindar dari gangguan-gangguan penyakit jiwa itu disebut dengan konsep kesehatan mental. Kesehatan mental memandang manusia menjadi satu kesatuan psikosomatis, kesatuan jasmani, serta rohani yang utuh. Seseorang yang bisa berbagi segala potensinya dalam kehidupa agama, ekonomi, sosial, dan budaya dapat dianggap menjadi seseorang yang tercapai kesehatan mentalnya (Hanurawan, 2010).

Frank  L.K. (dalam Notosudirjo dan Latipun, 2005) berpendapat bahwa individu yang kuat secara intelektual adalah individu yang terus berkembang dan menciptakan siklus kehidupan yang bai dalam hidup mereka, memenuhi hak dan kewajiban, merubah perubahan dan menyesuaikan diri dalam kondisi ramah dan sosial. kesehatan mental mengandung dua pengertian umum, pertama kesehatan mental bebas dari gejala-gejala penyakit  jiwa dan gangguan kejiwaan. Sedangkan, kedua kesehatan mental mencakup kepada hubungan individu kepada diri sendiri, hubungan individu dengan orang lain, dan bagaimana individu tersebut menunjukkan kestabilan jiwa, emosi, dan pikiran dalam mekanisme kehidupan (Fahmi 1977).

Dari beberapa  pengertian  tersebut maka dapat dipahami bahwa para ilmuwan dalam mendefinisikan kesehatan mental mengandung beberapa pengertian, namun konteksnya tetap kepada masalah perilaku manusia. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kemampuan seseorang dalam mencapai puncak kematangan baik dilihat dari segi emosional dan sosial dalam melakukan upaya-upaya adaptasi dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar, serta kemampuan individu dalam menjalankan tugas tanggung jawabnya sebagai makhluk di bumi dengan siap menghadapi segala rangkaian problematika kehidupan yang fana. Dengan menekan konsep kesehatan mental pada diri sendiri, maka seseorangakan dapat hidup dengan perasaan aman, bahagia, dan sejahtera.

SUMBER REFERENSI

Sani, Muhammad Afif Baihaqi Bin Salleh. "Penerapan Psikoterapi Islam Dalam Mengelola Stress Pasien Kanker (Studi Kasus Terhadap Klien "M" Kanker Prostat di Tahfiz Darul Furqan)." Berkala Ilmiah Pendidikan 4.3 (2024): 491-499.

Andini, Mutiara, Djumi Aprilia, dan Primalita Putri Distina. "Kontribusi psikoterapi Islam terhadap kesehatan mental." Psikosofia: Jurnal Psikologi, Agama, dan Kemanusiaan 3.2 (2021): 165-187. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun