Mohon tunggu...
nurjanah muzakki
nurjanah muzakki Mohon Tunggu... -

dalam diri ada sisi indah yang menarik tuk ditulis, begitupun dalam hidup, pasti ada sisi unik yang menarik tuk ditulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyanyian Hati

28 April 2012   13:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Belum lagi puas bercengkrama denganmu,..
takdir itu datang, menegur dan membuyarkan kisah
dan aku tetap berhusnudzon dengan takdirku, mungkin ini yg terbaik
kau tau?? saat ini aku rindu padamu,mungkin rindu yg teramat sangat
sebab itu kubuatkan nyanyian hatiku disini tukmu
maaf...karna kutak bisa berbuat apa-apa atas takdirku,
aku memahamimu dalam bingkai yang lain
dalam warna biru dan kotak-kotak
akupun mengagumimu dalam bingkai yang lain
dalam warna ungu berselimut sendu

tetaplah dalam diammu, jangan ada lagi kata
dan aku dapat membaca maksud dalam diammu
meski begitu banyak kata yang akan kau muntahkan tukku, pintaku...
tetaplah dalam diammu, jangan berbagi ttg kisah kita dg yg lain
meski kau bgtu ingin berbagi dg angin, karna angin bisa bercerita pd pepohonan
dan pepohonan akan bercerita dg makhluk hidup lain

Ingatkah kau,aku pernah bilang padamu,
bahwa aku tak pernah menyesal mengagumimu
sprti janjiku padamu,sepotong hati ini kusimpan amat rapih ditempat yang paling indah, ku konci,lalu kuberi pasword dan kemudian kutanam dipojok hatiku yang terdalam, agar tak ada seorangpun tau
agar tak ada seorangpun yang membukanya kembali, dan...
tidak juga denganmu...(maaf)
aku tetap berhusnudzon dengan takdirku, mungkin ini yang terbaik
tenanglah...
aku akan selalu berdo'a tukmu
agar kau cepat mencari penggantiku
yang akan mengajakmu bermain kembali dikolong langit lain
dan menatap pelangi yang lebih indah
lalu kalian bersenandung nyanyian yang lebih romantis...
maafkan aku....
aku menyudahinya kini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun