tetaplah dalam diammu, jangan ada lagi kata
dan aku dapat membaca maksud dalam diammu
meski begitu banyak kata yang akan kau muntahkan tukku, pintaku...
tetaplah dalam diammu, jangan berbagi ttg kisah kita dg yg lain
meski kau bgtu ingin berbagi dg angin, karna angin bisa bercerita pd pepohonan
dan pepohonan akan bercerita dg makhluk hidup lain
Ingatkah kau,aku pernah bilang padamu,
bahwa aku tak pernah menyesal mengagumimu
sprti janjiku padamu,sepotong hati ini kusimpan amat rapih ditempat yang paling indah, ku konci,lalu kuberi pasword dan kemudian kutanam dipojok hatiku yang terdalam, agar tak ada seorangpun tau
agar tak ada seorangpun yang membukanya kembali, dan...
tidak juga denganmu...(maaf)
aku tetap berhusnudzon dengan takdirku, mungkin ini yang terbaik
tenanglah...
aku akan selalu berdo'a tukmu
agar kau cepat mencari penggantiku
yang akan mengajakmu bermain kembali dikolong langit lain
dan menatap pelangi yang lebih indah
lalu kalian bersenandung nyanyian yang lebih romantis...
maafkan aku....
aku menyudahinya kini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H