Mohon tunggu...
Nurizzah Hastuti
Nurizzah Hastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pasca sarjana Komunikasi

penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media Dalam Membentuk Personal Branding Pada Pilpres 2024

3 Maret 2024   19:47 Diperbarui: 3 Maret 2024   19:57 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nur Izah Hastuti, Mahasiswa pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam Uin Ar-Raniry dan Peminat Komunikasi Politik

Pemilu atau pemilihan umum sering disebut sebagai pesta demokrasi rakyat Indonesia yang didalamnya terdapat proses pemilihan pemimpin mulai  dari ruang lingkup kecil hingga lingkup besar seperti presiden yang merupakan pemimpin seluruh rakyat. Pesta demokrasi bertujuan untuk terwujudnya sistem pemerintahan Negara yang berkedaulatan rakyat artinya pemerintahan Negara yang di bentuk melalui pemilu itu berasal dari rakyat kemudian di jalankan sesuai dengan keinginan rakyat dan di abadikan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Dalam proses pemilihan sosok pemimpin atau actor politik tentunya calon yang akan menjadi pemimpin merupakan tokoh yang mempunyai pengaruh dalam kelompok sosial atau masyarakat tertentu. Untuk menjadi tokoh berpengaruh tentunya harus mempunya branding personal pada sosok tokoh tersebut. Personal branding merupakan pembentukan ciri khas, citra atau reputasi yang melekat pada seseorang, hal tersebut bisa di lihat dari cara seseorang dalam memperkenalkan diri kepada khalayak mesyarakat baik dalam kehidupan pribadi maupun professional.

Adapun jenis dari personal branding ada dua yaitu : pertama Alami (natural) yaitu proses personal branding yang terjadi secara alami tanpa di buat buat, kedua Buatan (by design) yaitu proses personal branding yang di buat buat dengan sengaja untuk tujuan tertentu.

Diera digitalisasi saat ini hampir semua orang mencari atau ingin viral tak kecuali par actor-aktor politi, untuk menjadi viral harus melalui media sosial. Media sosial merupakan sarana komunikasi yang menghubungkan satu oang dengan orang lainya secara online seperti Tik Tok, Istagram,Whatsapp, Twitter dan lainya. dalam hal perpolitikan seperti Pilpres media sosial sanggat membantu dalam menyebarkan informasi tentang tokoh politik tertentu.

Beberapa hari terakhir kita sudah menyaksikan proses pemilihan presiden dan wakil presiden mulai sejak deklarasi dari masing masing paslon, debat hingga pemilihan priseden di warnai dengan dinamika yang cukup menyita banyak perhatian masyarakat Indonesia, mulai dari pro dan kontra penunjukan anak presiden sebagai salah satu calon wakil presiden hingga pemberian nilai 5 kepada seorang menteri pada debat capres.

Terdapat 3 paslon capres dan cawapres pada pilpres 2024, paslon 01 yaitu pasangan amin (Anies dan cak Imin), paslon 02 yaitu Prabowo Gibran, paslon 03 ganjar dan mahfud.  Ketiga paslon ini selain berlomba menampilkan visi misi terbaik juga berlomba  dalam menampilkan gimik masing-masing, hal tersebut juga menjadi personal branding bagi ketiga actor politik ini.

Pertama dari paslon 01 yaitu Anis dan cak imin, dalam sesi debat beberapa kali anis menampilak gimiknya seperti wakanda no more, gerak tubuh atau bahasa isyarat yang diartikan sebagai arah perubahan yang merupakan narasi yang digembar gemborkan oleh paslin 01, dalam hal ini anis sebagai komunikator politik yang ulung sangat memahami audiens yang dia hadapi karena berangkat dari latar belakang seorang akademisi  namun ia juga tidak mau tertinggal dalam menambah personal branding nya dalam politik.

Kemudian paslon 02 yaitu Prabowo dan Gibran dengan menonjolkan eksistensi anak muda sangat unik dalam menciptakan personal branding yaitu dengan memanfaatkan ejekan dari lawan politik dan netizen disosial media. Branding Gemoy yang diberikan oleh netizen di sosial media menjadi viral dan melekat pada prabowo walau pada awalnya prabowo sendiri tidak tau apa itu gemoy namun akhirnya itu diadopsi oleh pendukungnya. Selain itu Gibran juga diejek oleh salah satu pendukung lawan politik karena salah pengucapan istilah pada suatu acara, ejekan itu disebutkan dengan samsul namun uniknya ia malah mengadopsi istilah tersebut menjadi nama pungungnya. Hal tersebut juga menjadi trik politik bagi Gibran unruk menonjolkan personal branding sebagai sosok yang humoris dan lucu walau sebagai seorang walikota dan juga wakil presiden.

Kemudian paslon 03 yaitu ganjar mahfud  dari segi branding pada paslon ini yang minim gimik atau branding yang ditampilkan, hanya pada saat sesi debat ganjar mahfud mencoba menampilkan gimik lewat penampilan seperti gonta ganti pakaian seperti pakaian pilot pesawat, tak dipungkiri terdapat sedikit sentiment terhadap ganjar karena ia pernah menolak timnas sepak bola Israel yang berakibat pada tidak bisa ikut serta nya Indonesia menjadi tuan rumah dan peserta piala dunia saat itu.

Berkat sosial media seperti Tik Tok, Instagram, Twitter dan lainnya personal branding pada sosok tokoh politik mudah tercipta baik secara natural maupun by design dan masing komunikator politik memilik pendukung yang militant dalam media sosial tertentu seperti misalnya dapat dilihat jika di twitter atau aplikasi X didominasi oleh pendukung 01. Sementara Tik Tok dan Instagram didomuniasi pendukung 02. Maka dapat  di simpulkan bahwa  peran media sosial itu sangat berpengaruh pada pembentukan personal branding masing masing paslon atau aktor-aktor politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun