Dampak dari virus covid 19 tak hanya mempengaruhi dunia perekonomian Indonesia, namun juga mempengaruhi beberapa aspek salah satunya pendidikan. Seperti yang kita ketahui pula bahwa sudah hampir menginjak 2 tahun dunia Pendidikan di Indonesia mengalami hambatan. Yang dimana proses pendidikan harus dilaksankan dirumah melalui daring. Ilmu yang diterima disaat keadaan pandemi seperti ini benar benar kurang maksimal untuk disampaikan kepada anak anak. Anak anak di paksa belajar mandiri untuk mendalami tugas mereka, yang dimana peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi dan membimbing anak anak mereka.Â
Tak hanya anak anak menengah pertama yang harus melakukan sekolah daring, anak anak Sekolah Dasar bahkan TK juga diharuskan melaksanakan sekolah daring. Sekolah yang dilakukan daring ialah dimana mereka melakukan sekolah tanpa berinteraksi langsung dengan teman teman sebaya nya. Di usia yang sebenarnya belum di izinkan untuk mengetahui dunia teknologi,lagi dan lagi peran orang tua kembali di butuhkan untuk mendampingi anak anak mereka.Â
Sekolah daring pun terlalu banyak hambatan yang di rasakan, salah satunya seperti jaringan buruk sehingga anak anak tersebut tidak bisa mengikuti pembelajaran pada hari itu. Dan tidak semua orang tua mampu memenuhi kebutuhan sekolah daring anak anak mereka, mau itu kebutuhan materi ataupun kebutuhan dalam mendampingi anak anak mereka.
Bukan hanya mendampingi mereka dalam belajar ilmu umum yang ada disekolah, melainkan juga mendampingi mereka dalam ilmu Keagamaan. Tidak sedikit sekolah sekolah dasar di Indonesia sudah berbasis Keagamaan, dan tidak sedikit pula orang tua jaman sekarang yang menyekolahkan anak mereka di sekolah berbasis Keagamaan, dengan tujuan anak mereka bisa lebih paham agama dari umur sedini mungkin. Di sekolah yang berbasis keAgamaan anak anak akan dapat mata pelajaran ekstra diluar ilmu wajib mereka disekolah.Â
Selain menguasai mata pelajaran wajib disekolah, anak anak yang bersekolah di sekolah berbasis keAgamaan juga dituntut untuk menguasai ilmu keAgamaannya. Orang tua kembali tidak luput dari perannya, orang tua yang mungkin tidak terlalu dalam memahami ilmu agama nya akan dituntut untuk sama sama belajar bersama sang anak. Orang tua yang mungkin belum memahami ilmu hafalan atau mengaji akan memaksakan diri mereka untuk belajar memahami lebih dalam agar dapat menjelaskan dan membimbing anak anak mereka.Â
Tujuan dari orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis keagamaan adalah agar ilmu agama sang anak dapat melebihi ilmu agama dari para orang tua. Sejak adanya sekolah daring orang tua mereka yang mungkin ilmu mereka masih sangat sangat minim, dipaksa kembali belajar mengenai agama agar dapat dijelaskan kepada sang anak. Salah satu contoh adalah Hafalan, sekolah berbasis agama islam pasti memberi pelajaran mengaji dan menghafal. Orang tua akan di tuntut untuk membimbing anak mereka dalam mengaji dan menghafal, orang tua akan menghafal lebih dulu sebelum mengajarkan kepada anak anak mereka.Â
Namun, tidak sedikit pula anak anak yang harus terlantar ilmu keagamaannya di karenakan orang tua mereka tidak tahu dan tidak ingin belajar. Sehingga anak dituntut belajar sendiri tanpa bimbingan orang tua, jika sudah terjadi seperti ini anak anak akan memiliki mental yang menjadi lebih pendiam. Apalagi jika nilai ia belajar mandiri tanpa bimbingan orang tua mendapatkan nilai yang kurang bagus.
Anak anak akan kehilangan semangat mereka untuk belajar agama ataupun ilmu wajib diseolah. Selain orang tua yang kurang menguasai ilmu, hambatan bagi anak anak sekolah selama pandemi adalah waktu orang tua. Tak sedikit anak anak di Indonesia memiliki orang tua yang dua duanya harus sama sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian mereka. Sehingga tida memiliki waktu untuk membimbing anak anak mereka.Â
Selama pandemi ini orang tua benar benar dituntut untuk mendampingi anak mereka dalam berbagai hal. Anak anak tidak bisa dilepaskan begitu saja untuk di tuntut belajar mandiri yang dimana belum usianya untuk mengerti. Orang tua harus bisa membagi waktu mereka untuk anak anak mereka, agar pendidikan agama mereka tetap berjalan seperti biasanya sebelum pandemi. Tak hanya demi anak mereka yang tetap belajar ilmu yang diajarkan disekolah, tetapi ini juga upaya dukungan untuk di dunia pendidikan agar tetap terus berjalan dengan semestinya. Menciptakan generasi yang lebih baik, yang lebih berkualitas, dan memberi bibit unggulan untuk Indonesia kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H