Mohon tunggu...
Nur Istifaiyah
Nur Istifaiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Kota pasuruan

hai, perkenalkan nama saya Nur Istifaiyah. Saya memiliki hobi mendengarkan musik ketika mengerjakan hal sesuatu baik tugas maupun hal lain. Aplagai musik yang saya sering dengar adalah musik Inggris. Dari hobi ini kedepannya saya dapat melatih kemampuan bahasa inggris.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Pendidikan SMA Di Kurikulum Merdeka Dengan Penghapusan Jurusan (IPA, IPS, dan Bahasa)

29 November 2024   09:32 Diperbarui: 29 November 2024   09:44 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasuruan, 28 Oktober 2024 -- Kurikulum Merdeka, yang mulai diterapkan secara bertahap di Indonesia, membawa perubahan signifikan, menawarkan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan berbasis minat peserta didik. Salah satu elemen penting dalam Kurikulum Merdeka adalah memberikan siswa kesempatan untuk lebih mendalami minatnya melalui pilihan jurusan atau mata pelajaran tertentu di jenjang SMA dan menghapus sistem penjurusan tradisional (IPA, IPS, dan Bahasa).

"Menurut saya pemilihan jurusan Kurikulum Merdeka, lebih terstruktur karena bisa memilih jurusan sesuai yang kita inginkan sedangkan kurikulum sebelumnya pemilihannya berdasarkan paket seperti IPA, IPS, dan Bahasa dan pembelajarnya lebih fokus ke mata pembelajaran yang akan dituju ketika perguruan tinggi" Kata Sherina, Kamis (28/10/24).

Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang membagi siswa ke dalam jurusan IPA, IPS, atau Bahasa, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi siswa dan lebih fokus pada bidang yang relevan dengan tujuan studi lanjut atau profesi, seperti memilih matematika dan fisika untuk calon insinyur atau biologi dan kimia untuk calon dokter.

Kebijakan ini bertujuan mengurangi tekanan pada siswa, lebih termotivasi karena belajar sesuai minat, lebih siap menghadapi dunia kerja dan pendidikan tinggi, mendorong eksplorasi bakat dan pengembangan diri, dan memberikan kesempatan yang setara. Sebelumnya, jurusan IPA dianggap lebih unggul karena akses yang lebih luas ke berbagai program studi di perguruan tinggi. Dengan Kurikulum Merdeka, semua siswa bisa mendaftar ke program studi mana pun, tanpa terbatas oleh jurusan SMA mereka.

Namun, kebijakan ini menghadapi tantangan, termasuk kesiapan sekolah untuk menyediakan sumber daya yang mendukung fleksibilitas pilihan siswa, serta peran orang tua dan guru dalam membimbing siswa memilih mata pelajaran yang sesuai. Meski ada tantangan dalam implementasi, sistem ini berpotensi mencetak generasi muda yang lebih kreatif, adaptif, dan siap bersaing di dunia. Kurikulum Merdeka merevolusi pendidikan SMA dengan memberikan siswa kontrol lebih besar atas pembelajaran mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun