Ini nih… yang sering membuat saya tidak habis pikir dengan ulah beberapa supir angkot. Supir angkot sering sekali berperilaku merugikan penumpangnya, wajah penumpang yang rata-rata masih dibangku kuliah dan datang dari luar kota sering sekali menjadi korban kecurangan para supir angkot. Termasuk pula saya, yang berulangkali mengalami hal-hal yang menjengkelkan ketika menggunakan angkutan umum yang murah ini.
Pertama, supir angkot sering menaikkan tarif angkutan dengan tiba-tiba. Harga umum yang semula Rp.3000 dan pelajar Rp.2000 (sebelum kenaikan BBM) menjadi Rp.7.000 sampai Rp.10.000.Biasanya kenaikan harga ini terjadi bila hari sudah gelap sekitar jam 18.00 – 21.00, supir Angkot beralasan kalau ini adalah angkot terakhir (tidak ada angkot setelah ini) dan setelah ini si supir angkot akan pulang ke rumahdan masih banyak alasan lainnya. Para penumpang yang rata-rata masi muda][ dan datang dari luar kota menjadi tdak berdaya dengan keputusan pak supir. Jujur saya sendiri tidak berani lagi bernego karena jelas supir angkot pasti punya segudang alasan yang membuat kami semua bungkam.
Kedua, dari terminal menuju tempat tujuan saya, menunggu angkot berangkatpun saya sering menunggu hingga satu jam lebih! Sedangkan sambil menunggu kedatangan para penunpang, pak supirnya sambil makan dan bercanda dengan supir angkot yang lain, sedangkan kami bengong se bengong-bengongnya. Masih mending kalau kami tidak sedang dikejar waktu, namun kalau sedang terburu-buru?!! Saya juga pernah menunggu sampai 1 jam lebih lalu pak supir berkata kalau akan berangkat kalau ongkosnya dinaikkan menjadi Rp.7.000, saya sangat jengkel dan tanpa pikir panjang saya turun dari angkot dan mencari taxi.
Ketiga, pak supir angkot terkadang tidak memikirkan bangaimana keadaan penumpang dibelakang. Ia tidak memperhitungkan kenyamanan para penumpang, salah satunya, angkot yang ukurannya imut itu diisi dengan 14 orang! Dari mulai angkot berangkat sampai tiba ditujuan posisi badan dan kaki tidak bisa bergerak apalagi berpindah posisi. Belum lagi kami membawa barang seperti ransel bersisi penuh yang harus kami pangku. Dan ada satu penumpang yang harus rela duduk di pintu dan menghadap keluar, itu resikonya kecelakaanny besar bukan?!
Keempat, pak supir angkot terkadang lebih mengedepankan urusan pribadinya dibandingkan dengan kewajibannya mengantar penumpang sampai ketujuan. Saya pernah menunggu Pak supir menunggu dan mengobrol dengan teman sampai 20 menit! Meskipun saya memasang musa masam dan jelas terlihat kesal (karena waktu itu saya harus kerumah sakit), pak supirnya tetap saja santai mengobrol dengan temannya.
Kelima, Di terminal pak supir angkot sering menurunkan penumpangnya bukan pada tempat penurunan penumpang yang seharusnya, sehingga membuat penumpang harus berjalan bermeter-meter lagi untuk sampai pada penurunan penumpang yang seharusnya kemudian berjalan lagi ke tempat angkutan selanjutnya.
Keenam, ada beberapa supir angkot yang tidak mau mengangkut anak-anak sekolah karena tarifnya yang hanya Rp.2.000! dan ditambah lagi anak-anak sekolah itu datang bergerombol. Jelas, anak-anak sekolah itu sangat kecewa apalagi pada jam-jam pulang sekolah dimana kondisi mereka sudah sangat capek dan ingin segera sampai dirumah. Saya sering melihat mereka sampai tertidur diangkot dengan muka polosnya. Saya hanya tersenyum sambil berkata dalam hati “semangat ya Dek, masa depanmu masih panjang. Allah, kuatkan ia dalam mencari ilmu.”
Itu beberapa kejadian yang saya alami sendiri sebagai pengguna angkot sejati. Keberadaan angkot masih selalu menjadi primadona dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, selain sebagai mengurai kemacetan karena menjamurnya kendaraan-kendaraan pribadi. Dimana masyarakat membutuhkan kendaraan umum yang tidak hanya sekedar murah namun nyaman dan aman. Tidak semua supir angkot berperilaku seperti yang saya ceritakan diatas, saya juga sering bertemu dengan supir angkot yang sangat baik, ramah terhadap penumpangnya, membuat penumpangnya nyaman selama menggunakan jasanya. Bagimanapun, Bapak supir angkot itu mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya, semoga ia selalu diberi kesehatan, kebaikan dan keselamatan serta rejeki yang berkah dan semoga keadaan fasilitas dan angkutan umum di Negara kita semakin optimal dalam melayani. Amin :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H