Ikatan keluarga terkuat iyalah yang terjalin antara ibu dan anak perempuan.
Menurut William Sayres (1992) keluarga bersifat universal- setiap kelompok manusia didunia mengorganisasikan anggotanya kedalam keluarga-kebudayaan. Kebudayaan didunia ini menunjukkan keanekaragamansedemikian hebatnya sehingga istilah keluarga sukar untuk didefinisikan. Dengan adanya keanekaragaman yang sedemikian luas memiliki arti bahwa kita harus menerima suatu definisi yang luas. Suatu keluarga terdiri atas orang-orang yang yang menganggap bahwa mereka mempunyai hubungan darah, pernikahan, atau adopi. Sedangkan rumah tangga terdiri atas semua orang yang menghuni satuan hunian yang sama-sebuah rumah, apartemen, atau tempat hunian lain.
Keluarga dapat diklarifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.Keluarga batih dan
2.Keluarga besar
Meskipun terdapat keanekaragaman, konsep pernikahan dan keluarga diberbagai budaya memiliki beberapa kesamaan. Semua masyarakat menggunakan pernikahan dan keluarga untuk menetapkan pola pemilihan pasangan, garis keturunan, warisan, dan wewenang.
Pernikahan dan keluarga dalam perspektif teoritis.
Suatu perspektif global menyatakan bahwa kelompok manusia telah memilih banyak bentuk pemilihan pasangan, banyak cara untuk melacak keturunan, dan berbagai cara untuk memandang tanggung jawab orang tua terhadap anak. Meskipun pola-pola ini bersifat sekehendak hati, tiap kelompok menganggap bentuk pernikaahan dan keluarganya sebagai hal yang wajar.Ada tiga perspektif sosiologis, yaitu:
1.Perspektif fungsionalis: fungsi dan disfungsi
2.Perspektif konflik: gender dan kekuasaan
3.Perspektif interaksionisme simbolis: gender dan pekerjaan rumah tangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H