Memories of My Body film yang menjadi kontroversi akhir-akhir ini atau yang lebih kita kenal dengan judul film Kucumbu Tubuh Indahku. Menjadi film yang sangat kontroversi sebab di katakan mengarah pada LGBT, film yang juga terisnpirasi dari kisah nyata Riyanto manali seorang penari lengger. Sejauh ini saya memang hanya melihat kabar film ini melalui berita online dan juga review dari beberapa youtuber. Dalam hal ini banyak sekali warga masyarakat indonesia bahkan kepala-kepala daerah yang kontra akan film ini, terlebih lagi dalam dunia maya yang telah menghakimi film ini dengan cara penandatangan petisi atas penolakan film ini untuk di putar di tanah air.
Jika sebuah film yang menjadi tontonan dijadikan pedoman ataupun tuntunan kehidupan sehari-sehari jelas film ini sangat tidak layak untuk di tonton, terlebih lagi jika film ini di tonton oleh anak-anak, dan yang seperti kita tahu bahwa anak-anak adalah peniru terbaik. Apapun yang ia lihat, apa pun yang ia dengar dapat dengan mudah ia lakukan sesuai dengan apa yang ia terima. Namun jika dilihat dari sisi kesenian film ini mempunyai keberanian yang perlu diapresiasi, dalam hal ini bukan berarti saya mendukung atau pun melanjutkannya. Setelah melihat tayangan trailer dan beberapa review dari film ini. Film ini juga kental akan budaya yang dibawanya, selain itu ia juga menunjukkan sisi kemanusiaan.
Dapat dilihat dari peran juno sebagai tokoh utama dalam film ini, juga memberikan informasi kepada kita bahwasannya, juga ada juno di kehidupan nyata yang mungkin kita belum tahu. Sehingga saya merasa dari film ini kita tidak hanya bisa memandang seseorang seperti juno ini, dengan sebalah mata saja. Karna mungkin apa yang ia jalani tidak menjadi pilihan hatinya atau sebab kepahitan masa lalu serta trauma yang mendalam akan hal-hal buruk yang pernah terjadi. Sehingga menuntutnya untuk menjadi juno seperti dalam film ini.
Kucumbu tubuh indahku, judul yang menurut saya agak ngeri dan jijik, tapi memang kita tidak bisa menilai sesuatu by the cover. Jadi kalaupun film ini tetap ditayangkan di tanah air saya rasa harus ada pembatasan usia dalam menontonnya. Dan juga film ini tidak dijadikan sebagai tuntunan melainkan hanya sebagai informasi, agar lebih terbuka lagi pengetahuan dan pemikiran kita. Â Saya rasa butuh kedewasaan dalam menonton film ini. Agar kita tidak hanya melihat dari sisi mudharatnya saja, tetapi juga meresapi baik buruknya dari moral dan perilaku penokohan dalam film ini, agar tidak tercipta lagi generasi juno-juno selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H