Pendidikan adalah sebuah usaha dasar untuk mewujudkan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga menjadi satu hal yang harus diperhatikan karena dengan pendidikan mampu membentuk karakter pribadi seseorang untuk memiliki karakter yang lebih positif. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan, pemerintah Indonesia menerapkan kurikulum merdeka sebagai acuan di sekolah dasar dan menengah. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi (Anggraini, Yulianti, Faizah, & Pandiangan, 2022). Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (Rahmanto, Yulianti, Gunawan, & Santoso, 2023). Guru memiliki kebebasan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pembelajaran yang efektif pada kurikulum merdeka lebih berpusat pada peserta didik. Permasalahan yang dihadapi di sekolah yaitu terbatasnya sumber daya yang digunakan untuk memfasilitasi pembalajaran. Seperti terbatasnya buku paket, alat peraga serta media pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran yang diciptakan perlu adanya kreativitas dan inovatif baik dalam pembuatan media pembelajaran, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang dapat menarik motivasi belajar peserta didik. Pembelajaran yang kreativitas dan inovatif dapat memanfaatkan perkembangan teknologi di era sekarang. Perkembangan teknologi sudah berperan penting di bidang Pendidikan dan pembelajaran.
Pemahaman karakteristik peserta didik diperlukan guru untuk menyusun rancangan pembelajaran. Karakteristik peserta didik dapat dilihat dari minat, motivasi serta kesiapan peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan pengertian pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan bentuk usaha dalam proses pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan siswa dari segi kesiapan belajar, profil belajar peserta didik, minat dan bakatnya (Aprima & Sari, 2022). Dalam  pembelajaran  berdiferensiasi, guru menyajikan materi dengan menekankan pada kemauan, minat, dan belajar peserta didik. Selain itu, guru memiliki kemampuan untuk memodifikasi tujuan pembelajaran, proses, hasil atau produk, dan lingkungan belajar peserta didik. Penerapan instruksi yang dibedakan di atas
Â
memungkinkan guru untuk mengajar peserta didik sesuai dengan tipe karakter masing - masing. Proses pembelajaran yang dibedakan dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar, karena peserta didik tidak harus bisa dalam segala bidang, tetapi dapat mengeksplor diri sesuai dengan kemampuan masing – masing (Gusteti & Neviyarni, 2022). Pembelajaran diferensiasi dapat menerapkan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan perkembangan pada era sekarang. Teknologi dapat membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam media pembelajaran dapat menambah pengalaman peserta didik dan memfasilitasi perkembangan keterampilan mereka. Digital pedagogy dapat menjadi alternatif solusi pada pembelajaran era digital yang bertujuan menghasilkan generasi muda yang kritis, adaptif, dan memiliki kecerdasan sosial dalam menghadapi tuntutan era industry 4.0 (Purfitasari, Masrukhin, & Mulyono, 2019). Menurut (Saleh, Syahruddin, Saleh, Aziz, & Sahabuddin, 2023) Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menurut sifatnya, media dapat dibedakan menjadi: 1. Media auditif adalah bentuk atau media penyampaian non cetak yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik. Digunakan dengan cara mendengarkan langsung kepada siswa. 2. Media visual adalah alat bantu yang hanya mengandalkan sensasi visual. Media pembelajaran visual jenis ini menampilkan materi dengan menggunakan proyeksi atau proyektor. 3. Media audiovisual adalah jenis media yang dapat menghasilkan suara serta dapat dilihat. Pada pembelajaran diferensiasi peserta didik dapat ditentukan dengan mengidentifikasi gaya belajar masing- masing. Gaya belajar yang dimaksud adalah sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda (Ghufron & Risnawita, 2014). De Porter Reardon and Nourie (2014: 123) dalam (Kurniawan, 2017) membagi gaya belajar individu berdasarkan jenis tampilan informasi yang diberikan kepada peserta didik menjadi tiga kategori, antara lain gaya visual yaitu individu lebih menyukai memproses informasi melalui penglihatan, auditori yang menyukai informasi melalui pendengaran dan kinestetik yang menyukai informasi melalui gerakan,praktek atau sentuhan. Pada proses pembelajaran peserta didik dapat dikelompokkan menurut gaya belajarnya. Guru dapat memberikan materi dengan media pembelajaran disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. Peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dapat diberikan video pembelajaran. Yang memiliki gaya belajar audio dapat diberikan materi yang disajikan pada rekaman. Peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik diberikan materi dengan diberikan media konkret, jadi peserta didik berkegiatan langsung untuk memahami konsep
Â
materi melalui media konkret tersebut. Untuk kegiatan akhir pembelajaran, peserta didik dapat diberikan tugas untuk menghasilkan suatu produk sesuai dengan minat belajar mereka. Sebagai contoh peserta didik dengan gaya belajar visual dapat membuat video presentasi untuk menyajikan hasil mereka. Peserta didik dengan gaya belajar audio dapat menyajikan hasil karya dalam bentuk podcast. Dan peserta didik dengan gaya belajar kinestetik dapat menyajikan hasil karya mereka dalam bentuk poster atau infografis yang mereka buat sendiri. Sesuai dengan manfaat teknologi yang dikemukakan oleh (Maulani, 2023) yaitu teknologi digital memberikan manfaat dalam pembelajaran, seperti membantu proses pembelajaran menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien dengan memanfaatkan sumber - sumber informasi yang beragam dan mudah diakses. Memaksimalkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta memiliki pola pemikiran yang berbeda dengan tidak adanya keterbatasan dalam mendapatkan sumber pengetahuan. Membuka peluang bagi guru untuk lebih produktif dalam menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pemanfaatan media teknologi dalam pembelajaran berdiferensiasi memiliki manfaat yang signifikan, dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, memfasilitasi pemahaman yang bermakna, mendukung pengembangan keterampilan peserta didik. Proses pembelajaran juga melibatkan partisipasi peserta didik, sehingga pembelajaran berlangsung interaktif sesuai dengan prinsip kurikulum merdeka yang mengarahkan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Sehingga dapat meciptakan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif.
Â
Daftar Pustaka
Anggraini, D. L., Yulianti, M., Faizah, S. N., & Pandiangan, A. P. (2022). Peran Guru Dalam Mengembangkan Kurikulum Merdeka. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Sosial, 9.
Aprima, D., & Sari, S. (2022). Analisis Penerapan Pembelajaran Diferensiasi Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pelajaran Matematika SD. Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan , 95-101.
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2014). Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Gusteti, M. U., & Neviyarni. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Pembelajaran Matematika Di Kurikulum Merdeka. Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika, 11.
Kurniawan, M. R. (2017). Analisis Karakter Media Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Peserta Didik. Jurnal Inovasi Pembelajaran , 16.
Maulani, M. R. (2023). Pemanfaatan Teknologi Digital Dalam Media Pembelajaran Sejarah.
Thesis Commons, 8.
Purfitasari, S., Masrukhin, P. T., & Mulyono, S. (2019). Digital Pedagogy Sebagai Pendekatan Pembelajaran di Era Industri 4.0 . Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS) , 806-811.
Rahmanto, Y., Yulianti, T., Gunawan, R. D., & Santoso, A. (2023). Penerapan Teknologi Game Edukasi dengan Pendekatan Diferensiasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merak Batin . Prosiding Semnaskat LPPM UMJ, 6.
Saleh, M. S., Syahruddin, Saleh, M. S., Aziz, I., & Sahabuddin. (2023). Media Pembelajaran.
Purbalingga: Eureka Media Aksara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H