Mohon tunggu...
Nur Islah
Nur Islah Mohon Tunggu... Blogger -

www.nurislah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Miskin? Janganlah Berkecil Hati

28 Oktober 2015   09:04 Diperbarui: 28 Oktober 2015   09:59 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir setiap pagi di kantor saya, sebelum melakukan aktifitas masing-masing, biasanya saya ngeteh dulu sambil ngobrol dengan teman-teman yang akan keluar kota. Teman-teman saya ini adalah salesman yang kerjanya jualan, sehingga bertemu banyak orang di luar kota. Kami sering mengobrolkan banyak hal. Jika sedang musim balap motor, tak henti-henti teman-teman bercerita tentang keseruan balapan kemarin malam. Jika musim bola, bola-lah yang menjadi topik utama cerita. Tidak jarang juga sekedar meributkan pemerintahan Jokowi, tentang harga-harga yang naik, tentang anak si anu yang sakit, atau tentang susahnya mereka mencapai target penjualan yang semakin hari semakin berat saja.

Hari ini saya terlibat obrolan menarik dengan mereka. Salah seorang teman bercerita:

Teman saya ini memiliki kenalan seorang nenek yang sudah berumur lebih 100 tahun. Beliau ini sudah beberapa kali dikira sudah meninggal dunia, jika diistilahkan mungkin semacam mati suri. Tapi ternyata nenek ini dikaruniai Allah dengan umur yang panjang. Sampai sekarang si nenek masih sehat waalfiat. Nenek yang panjang umur ini kemudian bercerita kepada teman saya bahwa dia sudah pernah mengunjungi tempat kerabatnya yang sudah almarhum.

Sampai di sini, kami yang mendengarkan cerita teman ini semakin tertarik. Saya yang tadinya mendengarkan hanya setengah hati menjadi lebih serius mendengarkan. Mata yang tadinya menatap layar laptop, mulai fokus dan menyimak teman yang bercerita.

Sang nenek mengatakan bahwa kehidupan orang-orang yang sudah meninggal itu hampir sama dengan kehidupan kita di dunia, mereka juga tinggal di sebuah tempat seperti penghuni dunia menempati suatu kampung atau kota. Penghuni kehidupan alam kubur juga berinteraksi satu sama lain. Nenek kemudian berkata bahwa dia menemukan banyak kerabat-kerabatnya yang sudah meninggal dunia di sana.

Lebih lanjut nenek berkata kepada teman saya “yang menjadi perbedaan yang nyata di sana dan di dunia adalah kerabat-kerabat saya yang dulunya di dunia memiliki rumah besar, ternyata di alam kubur hanya menempati rumah kecil dan reot. Sementara kerabat saya yang hidupnya di dunia susah, memiliki rumah besar di sana”

****

Saya tertegun, nenek ini adalah nenek biasa di kampung yang saya tidak yakin sering membaca, sama tidak yakinnya jika nenek ini pernah membaca hadist-hadist. Terlepas apakah cerita ini benar dialami si nenek atau hanya hayalan belaka. Tapi pernyataan beliau sangat mirip dengan cerita para sahabat rasul dalam hadist ini…

Saya pernah melihat surga, aku lihat kebanyakan penduduknya adalah orang miskin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan hadist ini…

Maukah kusampaikan kepada kalian tentang ahli surga?” Para sahabat menjawab. “Tentu.” Beliau bersabda, “Orang-orang yang lemah dan diremehkan. Andaikan orang ini bersumpah atas nama Allah (berdoa), pasti Allah kabulkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun