Â
Bulu kudukku merinding, sensasi aneh menjalar di tengkuk ketika perahu kami melintas bagian bawah jembatan Sungai Karajae. Langit memang sudah memerah saat itu, matahari baru saja terbenam. Saya, suami, dan kedua anak kami baru saja selesai menelusuri sungai Karajae dengan perahu motor, cerita perjalanan kami di sini. Tapi karena perginya terlalu sore, perahu menepi di dermaga saat azan magrib sudah mengumandang.
Untungnya baru saja adzan, sesampai di rumah, kami segera mengambil air wudhu dan sholat magrib. Tiba-tiba badan adek hangat. Entah karena masuk angin karena habis berperahu atau memang lagi kurang fit. Angin yang menerpa memang cukup kencang karena perahu lajunya tidak bisa dibilang lambat. Tambahan pula, adek tidak memakai jaket waktu itu...
Badan adek panas sekarang, segera baju adek saya ganti, memberinya susu, makan malam, dan mengajaknya tidur lebih awal. Tiba-tiba saya teringat kejadian di bawah jembatan tadi. Apa mungkin adek juga merasakan hal yang sama? Apalagi dia masih berumur 2 tahun. Kata orang anak yang tak berdosa lebih peka penglihatannya melihat dunia lain. Sudah banyak cerita yang saya pernah dengar soal penglihatan anak kecil. Seorang kakak ipar, waktu kecilnya juga sering makhluk-makhluk yang tidak bisa dilihat orang lain. Kadangkala dia menunjuk pojokan dan berkata kalau ada seseorang yang selalu menatapnya, tapi ibunya tidak melihat seseorang atau hal yang aneh di pojokan itu. Seiring waktu, dengan bertambahnya umur, penglihatannya perlahan berkurang dan hilang sama sekali.
Â
Kembali ke cerita tentang adek yang sakit. Saya jadi merasa bersalah sudah membawa anak-anak keluar menjelang senja, menulusuri tempat yang baru kali ini pula kami kunjungi. Saya lupa larangan orang tua untuk tidak keluar rumah saat pergantian sore ke malam. Orang tua melarang bukan saja karena mitos turun temurun, tapi itu juga terkait dengan hadist ini:
"Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian." (HR. Bukhari, no. 3280, Muslim, no. 2012)
***
Untunglah adik cepat sembuh. Panas adik reda keesokan harinya. Suhu badannya kembali normal, dia kembali lincah seperti biasa. Mudah-mudahan pengalaman ini bisa menjadi pengalaman berharga bagi semua, khususnya pelajaran bagi saya untuk tidak membiarkan anak-anak keluyuran di waktu magrib.
Â
Wassalam