Mohon tunggu...
Nuris Adelia Tabassam Nuruddin
Nuris Adelia Tabassam Nuruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan

Mahasiswa Fakultas Vokasi Prodi Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terungkap! Mengapa Komunikasi Efektif Jadi Kunci Keberhasilan Dalam Pemeriksaan Radiologi

9 Januari 2025   13:22 Diperbarui: 9 Januari 2025   13:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto radiografer mengoperasikan alat dalam pemeriksaan radiologi (sumber: pixabay)

Siapa sangka, di balik mesin rontgen yang besar dan canggih, terdapat sosok yang memiliki peran penting dalam menenangkan pasien. Mereka adalah radiografer, yang tidak hanya mahir dalam teknik radiologi, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa. Ketika kita menjalani pemeriksaan radiologi, yang kita lihat hanyalah gambar hasil pemeriksaan. Namun, di balik layar, terjadi interaksi yang kompleks antara pasien dan radiografer. Menurut Keputusan Rakernas PARI Tahun 2006, Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan kegiatan radiografi, imejing, kedokteran nuklir dan radioterapi di pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. 

Pelayanan kesehatan yang baik memerlukan banyak faktor yang saling mendukung, dan salah satu yang paling fundamental adalah komunikasi yang efektif antara tenaga kesehatan dan pasien. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks radiologi, komunikasi efektif dan terapeutik antara radiografer dan pasien sangat krusial untuk memastikan prosedur berjalan lancar, hasil pemeriksaan akurat, dan pasien merasa nyaman serta aman. Radiografer, sebagai garda terdepan dalam pengambilan citra diagnostik, memiliki peran penting dalam membangun hubungan terapeutik yang kuat dengan pasien. 

Komunikasi efektif dalam radiologi tidak hanya sebatas memberikan instruksi teknis kepada pasien. Lebih dari itu, komunikasi yang efektif melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pasien, baik secara fisik maupun emosional. Pasien yang akan menjalani prosedur radiologi seringkali merasa cemas, takut, atau bahkan sakit. Oleh karena itu, radiografer perlu mampu membangun rasa percaya dan kenyamanan pasien melalui pendekatan komunikasi yang empatik dan humanis. Komunikasi terapeutik membantu mengurangi kecemasan pasien, meningkatkan kepatuhan terhadap prosedur, dan pada akhirnya menghasilkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat. Ketidakmampuan radiografer dalam berkomunikasi secara efektif dapat berdampak negatif, seperti: 

1. Kesalahan Prosedur: Instruksi yang kurang jelas atau komunikasi yang buruk dapat menyebabkan pasien salah posisi atau bergerak selama prosedur, sehingga menghasilkan citra yang tidak jelas atau bahkan perlu pengulangan.

2. Meningkatnya Kecemasan Pasien: Ketidakmampuan radiografer dalam menenangkan dan menjelaskan prosedur dengan baik dapat meningkatkan kecemasan dan rasa tidak nyaman pasien.

3. Pengalaman Pasien yang Buruk: Pengalaman negatif pasien akibat komunikasi yang buruk dapat menurunkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dan citra rumah sakit.

4. Hambatan Kolaborasi: Komunikasi yang buruk antar tim medis, termasuk radiografer, dapat menghambat proses kolaborasi dan pengambilan keputusan yang tepat.

Meskipun komunikasi efektif dan terapeutik sangat penting, radiografer seringkali menghadapi berbagai tantangan. Tekanan waktu untuk menyelesaikan prosedur dengan cepat seringkali menghambat komunikasi yang mendalam dan empatik. Perbedaan bahasa dan latar belakang budaya antara radiografer dan pasien juga dapat menjadi penghalang utama dalam memahami kebutuhan dan kekhawatiran pasien. Kondisi fisik pasien, seperti keterbatasan pendengaran atau penglihatan, turut mempengaruhi efektivitas komunikasi dan memerlukan penyesuaian strategi. Terakhir, keterbatasan sumber daya, seperti kurangnya penerjemah atau alat bantu komunikasi, dapat memperburuk situasi dan menghambat tercapainya komunikasi yang optimal. Semua tantangan ini perlu diantisipasi dan diatasi agar komunikasi efektif dan terapeutik tetap terjaga dalam pelayanan radiologi.

Dari hasil pengamatan yang telah dijelaskan, menurut saya, komunikasi efektif dan terapeutik merupakan pilar penting dalam pelayanan radiologi. Radiografer yang mampu berkomunikasi secara efektif dan empatik dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat, dan menciptakan pengalaman pasien yang positif. Dengan menguasai strategi komunikasi yang tepat dan mengatasi tantangan yang ada, radiografer dapat berkontribusi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pengembangan kemampuan komunikasi ini harus menjadi bagian integral dari pelatihan dan pengembangan profesional berkelanjutan bagi para radiografer. Melalui pelatihan dan praktik yang berkelanjutan, radiografer dapat menjadi komunikator yang efektif, sehingga membangun kepercayaan pasien dan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Oleh karena itu, komunikasi efektif adalah kunci keberhasilan dalam pemeriksaan radiologi. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun