Mohon tunggu...
Nuri Rahma
Nuri Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Discord Depresi dan Anak Remaja

30 Juni 2024   20:35 Diperbarui: 30 Juni 2024   21:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah kalian tahu depresi yang dialami remaja pada saat ini memiliki presentase yang tinggi. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah salah satu sumber data utama tentang kesehatan di Indonesia. Riskesdas 2018 melaporkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yang ditandai dengan gejala depresi dan kecemasan pada penduduk usia 15 tahun ke atas adalah sekitar 9,8%. Angka ini mencakup semua kelompok usia di atas 15 tahun, termasuk remaja.

Dijaman yang canggih ini remaja memiliki banyak persoalan yang memicu depresi, dengan adanya hal tersebut mereka juga mencari pelarian ke media sosial untuk mencari teman seperti Discord. Discord adalah salah platform untuk gaming dan mencari teman, sebagian orang mungkin kurang mengetahui soal aplikasi Discord ini. Bermacam macam orang yang ada diplatform tersebut, ada pula yang menjadikan platform tersebut sebagai rumah kedua mereka. Anak remaja lebih memberikan kepercayaan mereka kepada temannya, jadi mereka lebih nyaman dengan teman dekat dilingkungan mereka maupun teman virtualnya.

Maraknya persoalan discord di sosial media juga menjadi salah satu faktor terjadinya berbagai hal lainnya didunia media saat ini. Tetapi banyak juga remaja yang menjadikan platforn ini sebagai wadah untuk mereka bercerita dan mancari berbagai hal positif lainnya. Sebagian anak berpikir bahwa Discord adalah tempat ternyaman mereka untuk bisa lebih terbuka karena identitas mereka tidak diketahui. "menurut aku, adalah tempat buat escape nya orang orang yang di irl tidak mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Contohnya kayak teman. biasanya orang orang introvert mereka lebih bisa bersosialisasi di dunia sosmed atau kayak discord gini." Ucap seorang remaja berumur 17tahun. Beberapa remaja yang ditemui tentu banyak sekali dan bermacam macam, ada yang beranggapan bahwa discord ini menjadi salah satu tempat mereka untuk mengurangi rasa stress mereka, dengan bercerita dengan orang orang asing yang mungkin bisa lebih muda dari mereka maupun yang lebih tua dari umur mereka.

Anak remaja mudah terbuka dengan orang orang yang lebih memberikan perhatian kepada mereka, dan beberapa remaja juga gemar bercerita dengan orang orang yang mau mendengarkan mereka. Di Discord ini ada berbagai server yang bisa kita temui dan berbagai macam pula isi didalamnya, salah satu server yang ada di Discord berisikan remaja dan orang dewasa. 

Mereka sering kali bercerita tentang bagaimana keadaan reallife mereka tanpa menyebutkan identitas aslinya, para remaja dewasa juga memberikan beberapa masukan dan pengertian kepada mereka bagaimana cara mereka disaat remaja menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut. "Saya yakin kamu bisa menyesesaikan permasalahmu itu, Saya akan memberikan kamu beberapa tips yang mungkin kamu juga bisa lakukan" ucap salah seorang berumur 24 tahun.

Banyak remaja yang akhirnya lebih terbuka dan merasa bebas seperti dirumahnya sendiri dan akhirnya merasa lebih nyaman untuk berinteraksi dengan orang orang asing di sosial media. Media sosial menjadi salah satu tempat yang bisa digunakan untuk berbagai hal seperti konseling. Konselor bisa menjadi salah satu wadah untuk remaja bercerita dan membantu remaja untuk menyelesaikan masalah mereka.Walaupun begitu, orang tua juga harus lebih memperhatikan remaja mereka. Media sosial dapat memberikan dampak negatif pada remaja sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun