Youtube telah menjadi salah satu paltform yang populer digunakan anak-anak bahkan anak usia dini. Yang menarik orang tua dapat beristirahat sejenak ketika anak asik menikmati konten-konten youtube. Lebih dari sekedar rehat, sebagian orang tua juga mengharapkan manfaat konten youtube sebagai alat bantu dalam meningkatkan pemahaman anak terhadap dunia. Realitas yang disajikan dalam layar diharapkan dapat mewakili eksplorasi langsung yang tidak selalu dapat dijangkau. Kalaupun bisa, tentunya harus meyiapkan biaya dan waktu khusus.
Berdasarkan data Indonesia.id, pengguna Youtube di Indonesia terdapat 127 juta orang hingga Januari 2022. Adapun tingkat pengguna Youtube pada tahun 2022, Indonesia terbesar ketiga di dunia. Anak-anak merupakan bagian penonton yang produktif. Jika kita amati anak-anak yang menyukai sesuatu cenderung akan mengulanginya berkali-kali. Hal ini didukung dengan fakta, menurut Lifestyle, Kompas.com (31/1/2022) Youtube membagikan 10 video yang banyak ditonton sepanjang masa, 6 dari 10 adalah video anak-anak.
Dilain pihak sebagian orang tua khawatir mengenai penggunaan youtube oleh anak ini. Mereka khawatir mengenai bagaimana dapat mengatur video yang layak dan tidak layak ditonton anak Dapat dilihat disekeliling kita, di café ketika orang tua sedang bergaul dengan teman-temannya, ketika mengerjakan sesuatu di ruang yang tidak terdapat televisi atau komputer, maka orang tua akan memberikan mobile phone untuk anak menonton youtube, karena menggunakan mobile phone lebih mudah dan tidak terbatas pada tempat. Jaman now, anak usia 2 tahun sudah bisa mengklik dan memindahkan video satu ke video lainnya. Kemungkinan anak mengklik video tidak layak itu ada, ketika orang tua tidak bisa sepenuhnya mengawasi anak karena mereka sambil mengerjakan hal lain. Berkaitan dengan kekhawatiran orang tua tersebut, dalam Republika.co.id (8/4/2021) Pada tahun 2015 youtube telah meluncurkan aplikasi Youtube Kids yang dapat membantu orang tua untuk mengontrol anak-anak agar tidak menonton konten yang tidak sesuai.
"Kami telah melakukan investasi yang signifikan pada aplikasi YouTube Kids untuk membuatnya lebih aman dan untuk menyajikan konten yang lebih mendidik dan memperkaya anak-anak, berdasarkan prinsip yang dikembangkan oleh para ahli dan orang tua," kata perusahaan itu.
Terdapat perspektif yang menyatakan bagaimana media seperti YouTube dan fitur bawaannya dapat mengantarkan pesan yang mempengaruhi perilaku dan pembelajaran anak-anak yakni teori Kultivasi dari Gerbner, Gross, Morgan, Signorielli, & Shanahan. Teori ini mengusulkan bahwa Persepsi pemirsa bergeser dari waktu ke waktu ke arah realitas versi media layar, bahkan jika ini tidak akurat atau tepat.
Video lagu anak-anak di Youtube Kids sepertinya sudah terseleksi dengan baik. Kebanyakan berisikan animasi yang mengambarkan hal-hal baik untuk anak-anak belajar dan keceriaan. Seperti Channel Little Angel, yang berisikan pelajaran kejadian sehari-hari baby John seperti berkeling mall dengan aman, tidak boleh berbohong baby John, dll. Channel Cocomelon tentang mandi, nama-nama jari, lagu warna dll Channel BabyBus, mengenai kebiasaan baik, jangan makan cemilan dikasur, belajar warna-warna, dll.
Namun jika kita cermati isi beberapa video masih terdapat yang memberikan makna tidak realistis atau bisa dikatakan tidak seharusnya. Sepeti beberapa video lagu bajak laut berikut:
1. Pada Channel Little Angel lagu “Pertarungnan Balon Air Dimulai”
Video ini mengisahkan anak yang akan menjadi bajak laut, dapat melihat yang bisa dilihat di dasar laut. Lirik lagu ini dan video dapat menciptakan persepsi seolah bajak laut itu keren, menyenangkan, merupakan pekerjaan yang menarik, bahkan bisa saja menjadi cita-cita bagi anak. Kata-kata “dapat melihat yang ada di dasar laut” juga tentunya tidak tepat karena dasar laut tidak dapat dilihat jika berlayar kecuali dilaut dangkal.
2. Channel Little Angel, lagu “Bajak Laut Petualangan Harta Karun”