"Sampah," begitulah sebutan untuk barang sisa tak terpakai yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari, baik dari masyarakat perdesaan maupun perkotaan, tua maupun muda. Semua orang pasti pernah membuang sampah. Dapat dikatakan bahwa membuang sampah adalah salah satu aktivitas yang dilakukan kapanpun dan dimanapun sehingga perilaku membuang sampah menjadi biasa. Lantas, mengapa sampah menjadi masalah?Â
Pertanyaan tersebut tentu saja sangat mudah dijawab, namun sulit dijelaskan. Seperti yang kita ketahui dari berbagai macam media massa, banyak riset menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia terkenal dengan kebiasaannya "MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN." Hal tersebut bahkan tidak dapat dihentikan walaupun sudah terdapat banyak papan himbauan bertuliskan "Buanglah Sampah Pada Tempatnya." Perilaku membuang sampah sembarangan ini bahkan tidak mengenal status sosial maupun taraf pendidikan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja, orang kaya atau miskin pun seringkali menjadi aktor dari perilaku tersebut. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa penyebab dari permasalahan sampah adalah KITA.Â
Membuang sampah sembarangan merupakan salah satu pelanggaran etika yang tentu sering kita jumpai dan bahkan diri sendiri adalah salah satu pelanggarnya. Perilaku ini disebut sebagai sebuah tindakan pelanggaran etika karena membawa dampak merugikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Hal sepele seperti bau tidak sedap akibat sampah hingga bencana alam seperti banjir merupakan salah satu dampaknya.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentu tidak dapat terlepas dari tempat tinggal, lingkungan, dan alam sekitarnya. Pada pembahasan etika lingkungan terdapat beberapa prinsip yang dirumuskan bertujuan untuk digunakan sebagai tuntunan bagi perilaku manusia dalam berkehidupan yang selaras dengan alam. Prinsip sikap hormat terhadap alam, misalnya, menunjukkan bahwa ada cara-cara bagi manusia untuk dapat menghormati alam seperti merawat, menjaga, melindungi, dan melestarikan alam beserta seluruh isinya tersebut. Selain itu, manusia juga tidak diperbolehkan merusak alam tanpa alasan yang dapat dibenarkan secara moral.
Jika sudah ada tuntunan, lantas mengapa pelanggaran etika lingkungan masih terus ada? Tentunya pelanggaran tersebut akan teratasi apabila kita membiasakan diri untuk peduli dan bertanggung jawab akan hal-hal yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti membuang sampah pada tempatnya. Karena sejatinya tidak akan ada yang bisa merubah kebiasaan seseorang selain dirinya sendiri. Semua harus dimulai dari kesadaran pribadi, dengan menanamkan dalam diri bahwa membuang sampah pada tempatnya adalah sebuah kewajiban dan manfaatnya pun tentu kita yang akan merasakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H