Nilai merupakan sisi normatif dari ekonomi Islam yang berfungsi mewarnai atau menjamin kualitas perilaku ekonomi setiap individu. Nilai-nilai dasar ini tidak dapat berjalan sendiri melainkan harus berjalan berdampingan dengan prinsip-prinsip ekonomi lebih khususnya ekonomi Islam.
Prinsip inilah yang akan menjadikan bangunan ekonomi Islam kokoh dan dinamis, dan nilailah yang berfungsi untuk mewarnai kualitas bangunan tersebut. Dapat disimpulkan inti dari nilai dalam Islam adalah ketauhidaan. Segala aktivitas yang dilakukan ditujukan untuk melakukan hukum Allah termasuk di dalamnya adalah nilai dalam ekonomi.
Dasar ekonomi Islam ada 5, yakni Adl, Takaful, Tauhid, Kenabian, Khilafah. Kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai oleh berkuasanya "kapital". Ciri dari sistem ekonomi adalah bukan ekonomi yang tersentral dan setiap individu memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan ekonomi tanpa dibatasi oleh pemerintah.
Sosialisme adalah 'alianse' atau keterasingan yang timbul dalam suatu masyarakat kapitalis sebagi akibat dari eksploitasi kaum proletar oleh kaum borjulis. Setiap individu tidak memiliki kuasa atas kepemilikan dan segala sistem bersifat terpusat. Sementara itu sistem ekonomi Islam menganut keduanya dan hanya mengambil sisi positif dari kedua sistem ekonomi yang telah dijelaskan di atas.
Permasalahan utama dalam perekonomian konvensional adalah tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya ekonomi yang terbatas jumlahnya dalam memnuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang disebut dengan kelangkaan (scarcity). Ekonomi konvensional memiliki paradigma yang berbeda dengan Islam. Islam memasukkan faktor X (kehendak Tuhan) di dalamnya. Sehingga ekonomi Islam dibangun dengan berbagai prinsip syariah yang telah dibahas di awal. Dalam membahas permasalahan yang ada di ekonomi, ekonomi Islam terbagi atas tiga pemikiran mahzab.
Dalam agama Islam, pemilik mutlak dari alam semesta ini adalah Tuhan Yang Maha Esa. Allah menciptakan alam semesta ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Setiap manusia memiliki hak untuk memanfaatkan apa yang telah disediakan oleh Tuhan. Manusia hanya mendapat mandat untuk memanfaatkan dan mengembangkannya untuk kepentingan kemaslahan manusia (li hifdz al maslahat al ibad).
Aktivitas dalam ekonomi umumnya terdiri dari 3 aktivitas yakni, produksi, distribusi dan konsumsi. Dalam ekonomi Islam aktivitas pentingnya juga sama seperti ekonomi konvensional.
Ketika Allah belum mengijinkan kita mendapatkan apa yang kita minta, sesungguhnya Allah sedang menyuruh kita mensyukuri apa yang kita punya. (by.Indah)
"Penulis adalah Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara stambuk 2017 yang kini tengah menjalani masa KKN-DR Kelompok 121 UINSU Medan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H