Saya ini sebenarnya ga suka ngefans sama artis artis.Dari sejak zaman hindia belanda sampai penjajah angkat kaki dari bumi Indonesia pun sama masih ga suka(sama artis).Tapi entah kenapa sejak saya memasukkan aplikasi Instagram yang fenomenal di hape pintar, saya jadi suka stalking IG nya mba Dian. Itu loh Mba Dian Sastro yang cantiknya menawan.
Anyway, saya salut aja sih sama Mba Dian. Sejak dia menikah,hingga kini punya dua anak, mba Dian tetap menunjukkan attitude yang baik sebagai Aktris, Istri,dan Ibu. Pembawaannya memikat.cerdas.ayu.semuanya bersinergis menegaskan bahwa cantiknya Mba Dian itu Valid. Bukan cantik polesan ala ala kebanyakan selebritis akhir zaman :D
Mengulik IG mba Dian. Ada satu foto diatas yang menampilkan statementnya yang menurut saya menarik.
[caption caption="sumber:instagram therealdisastr"][/caption]
Milestone dari Woman of Worth itu sudah jelas indikatornya.Ketika perempuan itu mampu menjalankan perannya sebagai Istri,Ibu dan sekaligus membuat dirinya berarti buat orang lain. Tapi bagaimana mencapainya?
Ustadzah saya pernah mengatakan,bahwa bagi seorang perempuan khususnya muslimah, berkacalah pada kepribadian Shahabiyah. Teruslah bergerak mengembangkan potensi 'aqli(akal),mengarifkan ghorizah(naluri),dan mencukupkan hajatul'udawiyah(kebutuhan jasmani). Istilah kerennya sih, mind,soul and body.Â
Tiga hal inilah yang harus terus di isi dengan nutrisi terbaik. Nutrisi bagi body(badan), mind (pikiran), dan soul (jiwa), tiga unsur penting dalam hidup manusia. Masalahnya,banyak orang sering salah mengira. Yang diberi makan hanya badan. Padahal, pikiran dan jiwa juga butuh nutrisi.
Nutrisi untuk pikiran adalah pengetahuan. Cara mendapatkan pengetahuan adalah dengan membaca dan menulis. Salah satu caranya dengan bergabung menjadi blogger Kompasiana :D. Tidak ada waktu karena alasan sibuk menjalankan karir atau sibuk bergelut dengan urusan tetek bengek rumah tangga? Sekaranglah waktunya. Percaya dirilah untuk fokus pada hal-hal yang esensial saja. Yang lainnya? Buang! Delegasikan saja hal hal kurang penting itu pada orang lain.misalnya urusan cucian,jemuran,sampai rumah yang berantakan. Atau kalau tak bisa menggaji ART,ya turunkan lah standarnya. Sesekali rumah berantakan tak mengapa. Yang penting anak anak dan suami tidak kelaparan?betul kan?
Ketika detik ini masih ada yang berkutat dengan kegalauan,kebosanan, bahkan kecapaian yang tak berkesudahan. Cobalah akui. Apa yang salah dengan diri anda?Bisa jadi nutrisi untuk  jiwa tidak anda berikan dengan selayaknya. Tak perlu susah payah menerapkan Seven Habits-nya Stephen Covey, Kembalilah kepada Yang Maha Menciptakan  kita,pengatur segala urusan. Hanya Allah yang kuasa mengatur segala sesuatu dari arsy-Nya sana. Satu hal yang sampai sekarang saya usahakan untuk terus jalani: Perbaikilah hubunganmu dengan Allah,niscaya Allah akan memperbaiki hubunganmu dengan sesama manusia.. Banyak amal sholih yang mungkin terlewatkan. Mungkinnkarena kita hanya membenarkan Allah secara lisan tapi tidak di hati dan perbuatan.
Itu prinsip saya sebagai seorang Muslim ya. Intinya,Jika dalam hidup ini kita mengutamakan Tuhan di atas segalanya , maka Tuhan akan menjaga betul ritme hidup kita.lebih teratur.lebih terarah.dan lebih tu'maninah.
Last but not least, Nutrisi untuk tubuh. Jaga makan, minum,dan istirahat.secukupnya.sekedarnya. Halal dan Thoyib. Tidak berlebihan. Simple.