Sastra dilihat sebagai produk dari struktur sosial dan ekonomi. Karya sastra sering kali mencerminkan atau mengkritik kondisi kelas, perjuangan, dan eksploitasi. Teori Marxis menekankan pentingnya ideologi dalam mempertahankan struktur sosial. Sastra dapat mengeksplorasi dan mengkritik ideologi yang mendukung ketidaksetaraan, seperti materialisme, individualisme, atau patriotisme yang berlebihan. Melalui tokoh yang merasakan keterasingan dari pekerjaan, komunitas, atau diri sendiri, sastra dapat menunjukkan dampak negatif dari sistem ekonomi yang ada. Contohnya seperti eksploitasi pekerja. Kapitalisme beroperasi dengan memanfaatkan tenaga kerja pekerja untuk menciptakan keuntungan.Â
Pekerja sering kali dibayar rendah dan bekerja dalam kondisi yang buruk. Dampaknya, eksploitasi ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan masalah kesehatan, serta menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Melalui perspektif teori Marxis, dampak negatif ini mencerminkan bagaimana sistem ekonomi yang tidak adil dapat merusak kualitas hidup individu dan masyarakat secara keseluruhan, serta menekankan perlunya perubahan sosial dan ekonomi yang lebih adil.
Sastra memainkan peran penting dalam menyampaikan kritik sosial dan ekonomi, dan berikut adalah beberapa alasannya:
1. Cermin Realitas Sosial
Sastra mencerminkan kondisi dan isu-isu yang dihadapi masyarakat, memungkinkan pembaca untuk melihat dan merenungkan realitas sosial yang mungkin tidak mereka alami secara langsung. Karya sastra sering kali menyoroti ketidakadilan, penindasan, dan ketimpangan yang ada dalam masyarakat.
2. Menggugah Kesadaran Kritis
Melalui narasi dan karakter yang kompleks, sastra dapat mendorong pembaca untuk mempertanyakan norma-norma dan nilai-nilai yang ada. Ini membantu menciptakan kesadaran kritis terhadap struktur sosial dan ekonomi yang mendasari ketidakadilan.
3. Menciptakan Empati
Sastra memiliki kemampuan untuk membangkitkan empati dengan mengajak pembaca merasakan pengalaman hidup orang lain, terutama dari mereka yang terpinggirkan atau teraniaya. Dengan memahami perspektif orang lain, pembaca dapat lebih memahami isu-isu sosial yang ada.
4. Menjadi Alat Perlawanan