Mohon tunggu...
Nurina Oktavia
Nurina Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Bahasa Indonesia

Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikoanalisis Sigmund Freud dalam Novel "5 Cm"

20 Oktober 2024   16:07 Diperbarui: 20 Oktober 2024   16:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tema pada novel "5 cm" karya Donny Dhirgantoro adalah persahabatan, mimpi dan keyakinan,

  • Konflik

Dalam novel "5 cm" karya Donny Dhirgantoro ini terdapat konflik internal dan eksternal. Konflik eksternal yang dialami tokoh dalam novel ini Ketika Riani, Zafarn. Arial, Genta merasa bahwa Ian yang sahabatnya sendiri mengalami perubahan sikap terhadap mereka berempat. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan kutipan dibawah ini:

Zafran akhirnya cerita, "Gini deh intinya, Lo perhatiin nggak sih kalo si Ian gabung sama kita kadang-kadang dia bingung sendiri sama dirinya sendiri dan kadang omongannya ngelantur. Terus kadang-kadang dia juga ada rasa takut nggak diterima sama kita, nggak mau jadi dirinya sendiri. Gue sih pertamanya biasa aja, tapi lama-lama Ian ngelakuin sesuatu yang kayaknya ngeganggu banget buat gue." (DD, 2007: 41). 

Konflik internal yang dialami oleh tokoh yaitu Ian dan Genta. Ketika Ian tidak menjadi dirinya sendiri. Ian tidak mengenali dirinya sendiri, ia berusaha menjadi orang lain agar dirinya dapat diterima oleh sahabatnya walaupun ia tak nyaman. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan kutipan di bawah ini;

Ian nggak pede sama dirinya sendiri, yang selalu mencoba jadi orang lain, yang memandang orang lain selalu lebih hebat dibanding dirinya. Ian yang dulu, dalam tongkrongannya cuma jadi penambah yang banyak omong, biasanya cuma nambahin omongan teman-temannya. Ian yang kayaknya tahu apa saja, tapi sebenarnya cuma bisa ikut-ikutan Genta, ikut-ikutan Arial, ikut-ikutan Zafran, ikut-ikutan Riani. (DD, 2007: 38) 

Adapun Ketika mendaki puncak Mahameru, Genta memiliki trauma, ia pernah tersesat di dalam hutan dan terpisah dari rombongannya. Ia memiliki ketakutan dan juga kekhawatiran bahwa hal yang sama akan menimpa kawan-kawannya. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan kutipan di bawah ini:

Sewaktu pertama kali ke Mahameru, Genta pernah tersesat sendirian hampir satu hari penuh di hutan ini karena salah jalur. Di hutan ini semua jalur seperti sama sehingga membuat Genta bingung harus melangkah ke mana. Kejadian tadi membuat dia sedikit traum, ingatnya kembali ketiga tahun yang lalu. (DD, 2007: 290)

Akhirnya cerita dalam sampai pada titik akhir cerita. Mereka berlima tetap menjalin persahabatan yang penuh dengan ketulusan dan melakukan sebuah petualang yang membuat mereka bertambah kompak.

  • Kesimpulan

Karakter tokoh dalam novel "5 cm" karya Donny Dhirgantoro melalui pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud yaitu id, ego, superego. Penggambaran id dan superego juga ditonjolkan. Id adalah perasaan senang tidak senang sehingga dikatakan bahwa system kerja id dengan prinsip untuk kepribadian kesenangan. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik-buruk, benar-salah, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.

Ian yang memiliki tubuh yang gendut dan sangat menyukai makanan, dalam keadaan apapun Ian tidak peduli dengan semuanya asalkan dia mendapatkan makanan dan sangat menyukai Happy Salma. Apapun akan dia lakukan untuk mendapatkan kesenangan dan Ian melakukan apa yang disenangi oleh teman-temannya walaupun dia tidak menyukainya. Zafran dan Arial adalah tokoh yang sangat cuek dan apa adanya, dan sering melakukan hal-hal yang aneh tetapi ketika jatuh cinta mereka tidak menghiraukannya. Tokoh-tokoh dalam novel "5 cm" karya Donny Dhirgantoro adalah tokoh-tokoh dengan karakter tokoh yang berbeda-beda dan berusaha menemukan dan mengungkapkan jati diri dan melakukan petualangan. Setelah dianalisis menggunakan tiga sistem kepribadian Sigmund Freud yakni id, ego, superego. Hasil penganalisisan menunjukkan bahwa ternyata ketiga sistem kepribadian sama dimiliki oleh setiap tokoh ada yang lebih mendominasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun