Mohon tunggu...
Nur Imamah
Nur Imamah Mohon Tunggu... -

do the best

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

RESENSI NOVEL PULANG (NUR IMAMAH)

19 Desember 2015   22:22 Diperbarui: 19 Desember 2015   22:32 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak sekali petuah-petuah dalam novel ini yang patut untuk direnungkan. Bahwa hidup tidak selalu tentang angka umur, tapi berapa hari kita menikmati dari hidup yang diberikan Tuhan.

Perlu kiranya sekali-kali kita menunggu matahari terbit (sunrise), bukan apa-apa, tapi untuk sekedar mensyukuri hidup, banyak hal yang bisa dilakukan.

Dalam novel-novel ataupun tulisan-tulisannya Tere liye selalu menunjukkan kecerdasannya dan keluasan wawasannya. Novel ini sedikit banyak mengkritisi negeri ini, mulai dari ekonomi sampai pemilihan presiden. Tapi bagi orang awam pendidikan, mungkin perlu bersanding kamus untuk memahami beberapa istilah dalam novel ini.

Novel ini perlu bisa menjadi pedoman atau bacaan bagi orang yang bisa jadi menggeluti dunia perekonomian ataupun sekedar ingin merenungi kehidupan. Dalam novel ini banyak membahas tentang shadow economy, yang tentu saja ini akan dipahami oleh pakar-pakar ekonomi.

Ada kata bijak yang saya suka dari novel ini, salah satunya hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapapun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran.(hal. 340)

Membaca novel-novel Tere Liye tidak butuh hanya sekedar membaca, tapi berkontmeplasi, merenungin setiap kalimat yang ada di dalamnya merupakan kepuasan tersendiri. Betapa setiap detik dari nafas yang kita miliki begitu berharga. Novel ini mengajarkan bahwa hidup tidak melulu tentang hati (jatuh cinta yang bikin galau berkepanjangan), tapi bagaimana seberapa berguna kita hidup baik untuk diri sendiri ataupun orang lain.

Ada pertanyaan yang sampai selesai membaca pun belum terjawab. Maksud “pulang” bujang di sini apakah ia telah kembali kepada ajaran agama yang pernah diajarkan oleh mamaknya waktu kecil atau bagaimana?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun