Mohon tunggu...
Nuril Qolbi
Nuril Qolbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Administrasi Publik, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi dan Kemacetan

27 Agustus 2023   00:10 Diperbarui: 27 Agustus 2023   00:50 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

            Pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia untuk mengurangi polusi serta kemacetan telah menjadi topik yang semakin relevan dalam menghadapi tantangan urbanisasi dan pertumbuhan populasi di berbagai kota di Indonesia. Dalam mengatasi masalah kemacetan dan polusi udara yang semakin serius, pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah progresif untuk meningkatkan dan mengintegrasikan sistem transportasi berbasis rel di berbagai kota. Meskipun ada banyak pandangan dan sudut pandang yang berbeda mengenai masalah ini, artikel ini akan berusaha untuk memberikan pandangan netral tentang manfaat, tantangan, dan implikasi dari pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia.

            Pada dasarnya, pemerataan transportasi umum berbasis rel adalah langkah penting dalam mengurangi polusi udara dan kemacetan yang parah di kota-kota besar. Berdasarkan informasi dari sumber yang diacu pada jurnal pertama, transportasi umum berbasis rel memiliki potensi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Dengan menyediakan alternatif yang efisien dan terjangkau bagi penduduk kota, sistem transportasi berbasis rel dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan-jalan, mengurangi kemacetan, dan pada gilirannya, mengurangi emisi polutan.

            Tidak dapat dipungkiri bahwa langkah-langkah seperti ini memiliki manfaat besar dalam jangka panjang. Di samping mengurangi polusi udara, sistem transportasi berbasis rel juga dapat membantu mengurangi tekanan terhadap infrastruktur jalan yang sering kali tidak mampu menangani volume kendaraan saat ini. Pemetaan dan pengembangan rel secara merata juga bisa menjadi dorongan untuk redistribusi ekonomi, dengan menghubungkan daerah yang sebelumnya terisolasi dengan pusat-pusat bisnis dan aktivitas ekonomi. Selain itu, implementasi sistem transportasi berbasis rel dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam berbagai sektor terkait seperti konstruksi, operasi, dan perawatan.

            Namun, perlu diakui bahwa implementasi pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah masalah finansial. Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur relatif mahal dan memerlukan investasi yang besar. Sumber dana yang diperlukan untuk proyek-proyek seperti ini bisa saja mengalihkan anggaran dari sektor-sektor lain yang juga memerlukan perhatian, seperti pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, perencanaan yang matang dan pengelolaan anggaran yang bijaksana akan menjadi kunci keberhasilan dalam melaksanakan proyek pemerataan transportasi berbasis rel.

            Tantangan lainnya adalah resistensi dari sebagian masyarakat yang mungkin masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi meskipun ada pilihan transportasi umum yang lebih efisien. Beberapa alasan di balik preferensi ini termasuk kenyamanan, fleksibilitas, dan kecepatan. Untuk mengatasi resistensi ini, pemerintah perlu melakukan upaya komunikasi yang efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat jangka panjang dari sistem transportasi berbasis rel, seperti pengurangan biaya perjalanan, waktu yang lebih efisien, dan manfaat lingkungan yang lebih luas.

            Selain itu, masalah teknis dan logistik juga bisa menjadi hambatan dalam implementasi proyek ini. Pembangunan dan pengoperasian rel memerlukan koordinasi yang rumit antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, badan usaha milik negara, dan pihak swasta. Selaras dengan informasi dari jurnal kedua, regulasi dan perizinan yang kompleks serta pemenuhan standar keamanan yang tinggi adalah hal-hal yang harus diatasi agar proyek-proyek pemerataan transportasi umum berbasis rel dapat berjalan lancar.

            Dalam kesimpulannya, pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia merupakan langkah yang penting dalam mengurangi polusi udara serta kemacetan di kota-kota besar. Meskipun proyek ini memiliki manfaat besar dalam jangka panjang, juga ada tantangan yang perlu dihadapi, termasuk aspek finansial, resistensi masyarakat, dan masalah teknis. Pemerintah harus mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dengan perencanaan yang matang, komunikasi yang efektif, dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait. Dengan demikian, pemerataan transportasi umum berbasis rel bisa menjadi solusi yang berkelanjutan untuk mengurangi polusi serta kemacetan, sambil juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat.

Sumber

Jurnal Pertama             : https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/view/4356                                                                   Jurnal kedua                : https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/9493

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun